Saturday, September 29, 2012

laporan stabilitas kapal( jurusan PI )


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.Latar belakang

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki +17.500 pulau, dengan garis pantai sekitar 81.000 km dan wilayah laut 5,9 juta km dengan sumber daya perikanan yang potensial diantaranya potensi perikanan 6,1 juta ton/tahun, pemanfaatan sumber daya perikanan di perkirakan mencapai 60%.
Berbagai lembaga pemerintah telah melakukan penelitian, walaupun potensi perikanan di Indonesia berlimpah yang bisa memperkuat perekonomian Indonesia, tetapi pembangunan terhadap kemajuan sumber daya manusia (SDM) perikanan masih kurang, sehingga perlu dilakukan pembentukan, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) perikanan secara berkelanjutan.
Hal ini tentu saja memicu berbagai lembaga pendidikan pada sector kelautan dan perikanan.  siswa yang memiliki keterampilan teknis di bidang perikanan menengah, baik itu di bidang penangkapan ikan, mesin perikanan, dan budidaya perikanan dan diharapkan mampu berwirausaha mandiri, berdisiplin dan cekatan.











1.2.Tujuan
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya. Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap (capture fishery)
pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) di kapal kapal yang fishing base nya di pelabuhan tanjung balai yaitu:
1.    Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir.
2.   Untuk mempelajari dan lebih mengetahui tekhnik produksi perikanan tangkap dengan menggunakan alat tangkap purse seine.
3.    Menganalisis biaya investasi usaha penangkapan ikan per tahun pada kapal purse seine di tanjung balai.
4.    Melatih siswa agar mampu dan mempererat hubungan baik antara sekolah dengan lembaga lembaga perusahaan di bidang perikanan tangkap.

1.3. Manfaat
Manfaat dari praktek kerja lapangan (PKL) yang dapat saya ambil adalah:
1. Siswa dapat menyelesaikan/membandingkan antara tiori dan praktek
2. Siswa dapat melakukan kegiatan pengoperasian alat tangkap purse sein dan alat bantu penangkapan
3.Siswa langsung dapat menanyakan kepada pihak-pihak yang terkait dalam menyelesaikan masalah yang di anggap sagat bertentangan dengen teori.
1.4. Waktu dan tempat
Kegiatan umum PKL pada tahun ajaran  2012/2013 dilaksanakan pada tanggal 16 januari s/d 10 juni 2012, yang bertempat di desa sungai dua, Tanjung Balai Asahan Sumatera Utara


BAB II
Pelaksanaan

2.1. Keadaan umum lokasi
Kota tanjung balai juga merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan pantai timur sumatera, berdasarkan letak geografisnya:
a.       Letak                           : 02º58'00" LU
         99º48'00"BT
b.      Luas wilayah               : 60.526 km²
c.       Ketinggian                  : 0 – 3m (dari permukaan laut)
d.      Daerah administratif   : 6 kecamatan dan 31 kelurahan

Pelabuhan pendaratan ikan di Tanjung balai merupakan pelabuhan yang di bangun oleh pihak perusahaan yang mendapatkan izin dari pemerintah yang terletak:
a.       Sungai                         : sungai teluk nibung
b.      Kecamatan                  : teluk nibung
c.       Kota                            : tanjung balai asahan
d.      Provinsi                       : sumatera utara

Wilayah kota tanjung balai asahan di kelilingi oleh beberapa kecamatan
Adapun batas-batas Wilayah kota tanjung balai asahan sebagai berikut:
1.       Utara                           : kec. Tanjung balai utara
2.       Timur                          : kec. Sei kepayang
3.       Selatan                        : kec. Simpang empat
4.       Barat                           : kec. Simpang empat






2.2. Sarana dan prasarana
Selain letak geografis yang sangat strategis sebagai pusat usaha perikanan, kota tanjung balai juga dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai.
A.    Sarana
Sarana merupakan armada atau kapal yang digunakannelayan untuk melakukan penangkapan ikan. Adapun sarana yang ada di tanjung balai sebagai berikut:
Tabel 1. Perkembangan armada
NO
UKURAN (GT)
2010
2011
2012
1
Perahu tanpa motor
223
153
60
2
<5GT
568
145
137
3
5-9GT
188
236
364
4
10-19GT
40
50
67
5
20-30GT
87
90
98
6
>30GT
297
300
301

Sumber: BPS Tanjung balai 2012

Tabel 2. Perkembangan armada tangkap
NO
JENIS ALAT TANGKAP
2010
2011
2012
1
Pukat cincin
120
142
145
2
Rawai hanyut
27
26
30
3
Alat pengumpul kerang
49
52
60
4
Pukat apung
91
100
106
5
Gill net
70
71
89
6
Lain-lain
-
-
192
Sumber : Dinas Perikanan 2012




B.     Prasarana
Prasarana merupakan instansi yang sering digunakan oleh masyarakat. Prasarana yang ada di kota tanjung balai yang menyangkut dengan usaha perikanan cukup memadai dalam memperlancar proses dalam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Adapun prasarana yang ada di pelabuhan Tanjung Balai adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Prasarana
No
Prasarana
Jumlah
1
Kantor angkatan laut
1
2
Kantor airut
1
3
Kantor syah Bandar
1
4
Kantor pehubungan
1
5
Pabrik pengolahan ikan asin
3
6
Gudang kapal
12
7
Pabrik pengolahan ikan teri
2
8
Mesjid
2

a.       Keagamaan
               Jumlah sarana ibadah bagi umat beragama di tanjung balai cukup memadai di banding jumlah penduduk tahun 2008

b.      Kesehatan
               Adapun prasarana di tanjung balai menyangkut prasarana kesehatan dapat di lihat pada table di bawah ini :






Tabel 4. Kesehatan
No
Nama Intansi
Jumlah
Keterangan
1
Rumah Sakit
1
90 tempat tidur
2
Puskesmas
8
-
3
Puskesmas Pembantu
13
-
4
Posyandu
115
-
Sumber : BPS Tanjung Balai 2012

c.       Intalasi Perikanan
Instalasi di kota tanjung balai cukup memadai dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 5. Instalasi Perikanan
No
Nama Instalasi
Jumlah
1
Pelabuhan Pelayaran
1
2
Kantor Dinas Perikanan
1
3
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
1
4
Kantor Syah Bandar
1
5
Kantor Airut
1
6
Koramil ( AL-Tanjung Balai )
2
Sumber : Dinas Perikanan 2012








2.3. Kegiatan Pelaksanaan

2.3.1. Persiapan Kapal Sebelum Melaut

A.    Persiapan
Sebelum kapal menuju fishing ground (daerah penangkapan), terlebih dahulu nahkoda maupun ABK mempersiapkan beberapa kebutuhanan yang penting dan harus dibawa saat nantinya, diantara surat-surat penting yang merupakan surat utama untuk berlayar, ransum, bahan bakar dan keperluan lainnya yang dianggap penting, dan biasanya di persiapkan 2 (dua) hari sebelum berlayar.

B.     Ransum
Ransum (bahan makanan) harus di persiapkan sesuai dengan jumlah awak kapal dan lamanya waktu pelayaran yang direncanakan,adapun persiapan ransum dalam 1 (satu) trip adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Ransum
No
Ransum
Kesatuan
1
Beras
15 Sak
2
Gula
100 Kg
3
Minyak Goreng
90 liter
4
Garam
15 Pak
5
The
8 Pak
6
Kopi
5 Pak
7
Kecap
1 Pak
8
Kelapa
15 buah
9
Rempah-rempah
Secukupnya
10
Sayur-mayur
Secukupnya
Sumber : tekong

C.     Bahan Bakar
Bahan bakar harus diisi terlebih dahulu untuk kapal, baru selanjutnya diisi kedalam tangki/drum sebagai bahan bakar cadangan dibuat dengan waktu pelayaran yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun bahan bakar yang diperlukan adalah sebagai berikut:
-solar                                             : 17000 Liter
-bensin                                           : 240 Liter
-oli                                                 : 100 Liter
-air tawar                                       : 20 Ton
D.    Mesin
Sebelum berlayar menuju fishing ground, terlebih dahulu mesin dihidupkan dan dilakukan pemanasan selama 30 menit, selama mesin dipanaskan KKM dan masinis memeriksa seluruh bagian mesin, generator set, dab mesin bantu lainnya.

E.     Surat-surat Kapal
Sebelum kapal bertolak dari fishing base nahkoda terlebih dahulu mengurus surat-surat kapal yang perlu dibawa saat berlayar. Adapun surat-surat yang perlu dibawa adalah sebagai berikut:
1.      Surat Izin Berlayar
Surat ijin berlayar merupakan surat yangperlu diurus dan dibawa pada saat berlayar dan diperoleh dari syahbandar. Adapun data surat izin berlayar (SIB) pada KM. SINAR MUTIARA adalah:

-Nama Kapal                              : KM. SINAR MUTIARA
-Tonase kotor                             : 40 GT
-Berlayar dibawah Bendera       : INDONESIA
-Dengan nahkoda                      : AVIN




2.      Surat Ukur Kapal
Surat ukur kapal adalah surat yang harus dibawa oleh setiap kapal, dan diperoleh dari administrator pelabuhan yang hanya berlaku dalam jangka satu tahun. Adapun data surat ukur kapal KM. SINAR MUTIARA adalah :
-Nama Kapal                                : KM. SINAR MUTIARA
-Pelabuhan Pendaftaran               : SIBOLGA                                    
-Jenis kapal                                   : Motor
-LOA                                            : 24,01 M
-Lebar                                           : 5, 85 M
-Dalam                                          : 1, 32 M

3.      Surat Izin Usaha Penangkapan (SIUP)
Surat izin usaha penangkapan adalah surat yang dikeluarkan oleh dinas perikanan kelautan diberikan pada kapal yang akan melakukan usaha penangkapan yang hanya berlaku hingga satu tahun saja. Adapun SIUP pada KM. SINAR MUTIARA  adalah :
-          Nama Perusahaan                   : PT. SBU
-          Alamat                                    : teluk nibung, tanjung balai
-          No NPWP                              : -
-          Nama Pemilik Kapal              : CHANG LIE
-          Jumlah Kapal                          : 1
-          Ukuran Kapal                         : 24,01x5,85x1,32 m
-          Daerah usaha                          : Laut Natuna
-          Pelabuhan Penangkalan          : Tanjung Balai

4.      Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
Surat izin penangkapan ikan (SIPI)  adalah surat yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan kelautan diberikan pada kapal yang akan melakukan penangkapan dan yang hanya berlaku dalam jangka satu tahu. Adapun data SIPI pada KM. SINAR MUTIARA adalah :
-  Nama Perusahaan                      : PT. SBU
-  Alamat                                       : teluk nibung
-  Nama Pemilik                            : CHANG LIE
-  Nama Kapal                               : KM. SINAR MUTIARA
-  Tempat & No Reg                     : Tanjung balai GT 40 No.447/PPB
-  No. Grose akte                           : A/711/KP-PS/001132
-  Asal Kapal                                 : Buatan Dalam Negeri
-  Alat Penangkapan                      : Purse seine
-  Ukuran Alat Tangkap                : 1200 x 80 M
-  Berat Kotor                                : 40 GT
-  Muatan Bersih                           : 24 Ton
-  Daerah penangkapan                 : laut natuna

5.      Surat Keterangan Layak Tangkap (SKLT)
Surat keterangan layak tangkap (SKLT) adalah surat yang dikeluarkan oleh adsministrator pelabuhan diberikan pada kapal yang harus dibawa pada kapal yang akan berlayar. Adapun data dari SKLT pada KM. SINAR MUTIARA Adalah:
-          Nama Pemilik                         : CHANG LIE
-          Alamat                                    : Teluk nibung, tanjung balai
-          Nama Kapal                           : KM. SINAR MUTIARA
-          Masa Berlaku                         : 23 January 2014

6.      Pas Tahunan
Pas tahunan adalah surat yang dikeluarkan oleh mentri perhubungan yang diberikan kepada perusahaan yang akan melakukan pembangunan kapal, yang berlaku dalam jangka waktu selama satu tahun. Data pas tahunan pada KM. SINAR MUTIARA adalah:

-          Nama kapal                            : KM. SINAR MUTIARA
-          Tanda panggilan                     : -
-          Tempat Pendaftaran               : Belawan
-          Ukuran                                   : 24,01 x 5,85 x 1,32 m
-          Tonnese kotor                         : 40 GT
-          Tonnese bersih                        : 24 ton
-          Tahun bangun                         : 1994
-          Penggerak utama                    : mesin
-          Merk                                       : Nissan RD.10 No.03524.320 PK
-          Bahan utama kapal                 : kayu
-          Jumlah geladak                       : 1
-          Jumlah baling baling               : 1
-          Milik                                       : CHANG LIE
-          Kedudukan                            : TG. Balai Asahan
-          Masa berlaku                          : 12 MEI 2014

2.3.2. Kapal
Kapal merupakan sarana utama yang sangat penting dalam usaha perikanan tangkap. Oleh karena itu kapal yang digunakan harus memenuhi syarat, baik dalam hal konstruksi, stabilitas, dan kelayakan kapal untuk berlayar.

A.    Konstruksi
Adapun kapal purse seine yang ada di tanjung balai asahan pada umumnya terbuat dari bahan utama kayu dan pada bagian bawah dilapisi dengan seng yang berfungsi untuk mencegah melekatnya teritip dalam jangka waktu yang lama. Bentuk dasar kapal adalah kombinasi dari round bottom dan V bottom yang sangat effesien pada kapal purse seine KM. SINAR MUTIARA, khususnya pada saat olah gerak, dan kontruksi kapal purse seine di tanjung balai asahan adalah sebagai berikut :


Gambar 1. Konstruksi kapal
Keterangan:

1.      Daun kemudi
2.      Propeller
3.      Palkah
4.      Lampu robot
5.      Kapstan
6.      Kamar mesin
7.      Tiang lewang
8.      Dapur
9.      Ruang navigasi
10.  Kamar ABK
11.  Antenna
12.  Bendera




B.     Tekhnik pengukuran
1. Panjang
a. LOA (Length Over All)merupakan panjang kesekupuhan kapal yang terhitung mulai haluan hingga ujung buritan.
b. LBP (Length Betwen Perpendicular)      merupakan panjang kapal yang dihitung dari garis               tegak haluan hingga garis tegak buritan.
c. LWL (Length Water Line) Merupakan  panjang garis air kapal tersebut.
d. LDL (Length Deck Line) Meruapakan panjang suatu deck kapal tersebut.



2. Lebar
a. Lebar maksimum
Merupakan lebar kapal yang dihiitung dari kulit terluar kapal.
b. Lebar rencana
Merupakan lebar kapal yang dihitung dari kulit terdalam kapal, bisa juga dihitung dengan menghitung lebar deck kapal pada bagian tengah kapal.
c. Lebar garis air
Merupakn lebar suatu garis yang terletak dimana diletakkannya garis air tersebut.
3. Dalam
a. Depth
Merupakan dalam ataupun tinggi kapal yang dihitung pada tengah bagian kapal mulai dari lunas hingga bagian ujung dinding kapal.
b. Drafth
Merupakan tinggi garis air yang dihitung dari lunas hingga batas garis air.
Table 7. Dimensi kapal Purse Seine di Tanjung Balai Asahan
NO
DIMENSI
HASIL PENGUKURAN(m)
1
Panjang
a.       LOA (panjang keseluruhan)
24,01 m
b.      LPP (Panjang kedua garis tegak)
-
c.       LWL (panjang garis air)
22 m
d.      LDL (panjang deck)
-

2
Lebar
a.       B Max (lebar maximum)
5,85 m
b.      B Mouldid (lebar yang direncanakan)
4,65 m
c.       BWL (lebar garis air)
5,25 m

3
Dalam
a.       Depht (dalam kapal)
1,32 m
b.      Draft (dalam sebatas garis air)
1m
Sumber : tekong

2.3.3. alat tangkap

1.      Pengertian
Purse  seine  merupakan  alat  tangkap  ikan  yang  dipergunakan  nelayan  dalam penangkapan  ikan  di  daerah  tanjung balai.  Alat  tangkap  ikan ini pada umumnya dioperasikan pada malam hari  pada  saat  gelap  bulan.  Pengoperasian  purse  seine mempergunakan rumpon dan cahaya lampu untuk memancing atau memikat ( atraktif ) gerombolan  ikan  supaya  berkumpul.  Pukat  cincin  ( purse  seine )  adalah  salah satu alat tangkap ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar  ( surrounding  nets ). Purse  seine  telah  lama  dikenal  di  Indonesia  dan  menjadi  salah  satu  alat  tangkap  yang  telah  memberikan  kontribusi  besar  pada  produksi  perikanan  di  Indonesia.  Komponen  utama  alat   ini  terdiri  dari  bagian  jaring  ( webbing ),  tali  ris  atas  dan  tali  ris  bawah,  pelampung  dan  pemberat  serta  cincin  ( ring )  dan  tali  kolor ( purse  seine ). Purse  seine  juga dapat  dioperasikan  dengan  alat  bantu  penangkapan  berupa  lampu  dan  rumpon. Sifat dari alat tangkap purse seine melingkar dan mengurungi gerombolan ikan,  kemudian megerutkan jaring bagian bawah dan hasil tangkapan di angkat di atas kapal.


2.      Bagian alat tangkap
Alat tangkap purse seine ini tersusun atas beberapa bagian yaitu badan jaring dan tali temali.Konstruksi dari bagian-bagian tersebut adalah bagian jaring, nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi menjadi 2 bagian yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas badan jaring terdiri dari 3 bagian yaitu:
jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”.
Jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
jaring kantong, nilon #3/4”.

Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.

Bagian yang lainnya yaitu tali temali dengan konstruksinya yaitu :
-        tali pelampung dengan bahan PE Ø 10mm.
-         tali ris atas dengan bahan PE Ø 6mm dan 8mm.
-        tali ris bawah dengan bahan PE Ø 6mm dan 8mm.
-        tali pemberat dengan bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
-        tali kolor bahan dengan bahan kuralon Ø 26mm.
-        tali slambar dengan bahan PE Ø 27mm
                                                            gambar 2. Tali temali

Bagian yang lain yaitu pelampung, ada dua pelampung dengan dua bahan yang sama yakni synthetic rubber.
Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 700 buah dan
pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 500 buah. Pelampung
yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.

Gambar 3. pelampung

Kemudian ada pemberat yang terbuat dari timah hitam sebanyak 2400 buah dipasang pada tali pemberat.

Gambar 4. Pemberat

cincin yang terbuat dari besi dengan diameter lubang 20 cm,
digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse seine). Parameter utama dari alat tangkap purse seine ini adalah dari ukuran mata jaring dan ketepatan penggunaan bahan pembuat alat tersebut

gambar 5. cincin





3.Desain purse seine

Gambar 6. Desain purse seine

Keterangan:



1.      Pelampung tanda
2.      Tali pelampung
3.      Tali ris atas
4.      Pelampung utama
5.      Tali ris bawah
6.      Tali kolor
7.      Tali pemberat
8.      Pemberat cincin
9.      Tali selambar



2.3.4. Alat bantu
1.      Alat bantu navigasi
a.       GPS
GPS, yaitu alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio dari beberapa satelit yang mengorbit untuk mengetahui posisi, merekam arah haluan dan kecepatan kapal.
Gambar 7. GPS

b.      Echo sounder
  Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah vertikal. Untuk tujuan perikanan sensitifitasnya ditingkatkan sehingga mampu mendeteksi adanya ikan dibawah permukaan air.
 
Gambar 8. Echo suonder

c.       Radio komunikasi
Radio komunikasi,  peralatan bantu ini dikapal sangat penting agar antar kapal yang satu dan kapal yang lainnya dapat bertukar informasi pada waktu berlayar. Terdapat 3 frekuensi yaitu : VHF (Very High Frequency), HF (High Frequency) dan MF (Medium Frequency). Radio komunikasi ini walaupun dilengkapi berbagai frekuensi. Tapi yang sering digunakan dalam pelayaran adalah frekuensi 16.
Gambar 9. radio komunikasi

d.      Kompas
Kompas magnet, berfungsi untuk menentukan arah pelayaran kapal dan untuk menentukan arah baringan suatu benda terhadap kapal. Pedoman magnet di kapal biasanya terdiri dari : Pedoman standart, Pedoman kemudi dan Pedoman kemudi darurat.

Gambar 10. Kompas
2.      Alat bantu penangkapan

a.       Lampu robot
lampu digunakan pada saat pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai pengumpul ikan. Biasanya nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor atau obor, petromaks, dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industry
gambar 11. lampu robot
b.      Sampan
Sampan berfungsi sebagai atractor pengumpul ikan yang sudah dilengkapi dengan 1 buah lampu neon berwarna hijau yang di pasang di lambung kanan sampan guna membuat ikan peka dan berkumpul di bawah sampan setelah lampu robot dikapal dimatikan.

Gambar 12. sampan
c.       Tiang lewang
Tiang lewang berfungsi sebagai tempat tumpuan untuk mengangkat hasil tangkapan, mengangkat sampan dari air untuk di naikan ke kapal, dengan cara di tarik oleh kapstan.
Gambar 13. Tiang lewang
d.      Kapstan
Kapstan pada kapal purse seine digunakan untuk menarik tali pelampung (float line) atau tali kolor atas pada saat hauling, guna merapatkan tangkapan kedua ujung bagian sayap jaring. Di samping itu kapstan berguna pula untuk memperingan kerja pada saat pengangkatan ikan yang telah tertangkap dalam cakupan jaring untuk dinaikkan di atas kapal (Brailling). Capstant terletak di lambung kiri kapal ke arah buritan. Kapal purse seine merupakan kapal pemburu kelompok ikan untuk itu dibutuhkan kecepatan kerja yang sangat tinggi dan peralatan kerja yang mendukung perolehan hasil tangkapan


Gambar 14. kapstan
e.       Serok
Serok adalah alat yang digunakan untuk mengambil hasil tangkapan dengan cara diikat dan di angkat dari tiang lewang, dibantu oleh kapstan.

Gambar 15. serok
f.       Roller
Roller adalah alat yang berfungsi untuk tempat mengatur arahnya tali kolor ketika proses houling berlangsung sehingga tali kolor mudah pada saat di giling dengan kapstan, roller terbuat dari besi dan di lapisi tembaga

Gambar 16. Roller





g.      Rumpon
Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan yang di pasang di laut dangkal maupun dalam, yang berfungsi sebagai pengumpul plankton yang menjadi makanan ikan kecil, sehingga ter jadinya rantai makanan pada rumpon tersebut.
Gambar 17. Rumpon


















2.3.5.  Olah gerak lepas dermaga

a.       Semua tali kepil dilepas, kecuali spring depan, kemudian- spring ditahan, kemudi kiri mesin maju pelan, kapal akan bergerakmaju- Haluan kapal dengan sendiri tertahan oleh spring haluan akibatnyaburitan kapal bergerak menjauhi dermaga, dan membentuk sudut, stop mesin
b.      Mesin mundur, kemudi tengah-tengah atau tetap kiri,- Saat mulai kapal bergerak mundur, lepas spring haluan/depan, kapal bergerak mundur terus hingga jarak kapal dengandermaga cukup, stop mesin, sisa laju bergerak kebelakang
c.        Mesin maju, kapal dikemudikan sesuai dengan haluan yang dikehendaki.

Gambar 18. Lepas dermaga
 

PELABUHAN








2.3.6.  Berlayar menuju fishing ground

Saat berlayar menuju fishing ground harus diketahui berapa dan dimana posisi kapal saat tolak. Adapun data yang penulis dapat adalah sebagai berikut.
-          Posisi tolak                 : 2º58'00" LU
        99º48'00"BT
-          Haluan tolak               : 71º
-          Waktu tolak                : 13:20 WIB
-          Kecepatan kapal         : 10,7 knot
-          Posisi tiba                   : 03º 51' 53" LU
         99º 49' 50" BT

2.3.7.  Penurunan alat tangkap (setting)

Sebelum melakukan setting, terlebih dahulu mempersiapkan beberapa persiapan agar kegiatan setting dapat berjalan dengan lancer
Adapun persiapan setting dan prosesnya sebagai berikut:

1.       Persiapan setting
Sebelum melakukan setting terlebih dahulu dilakukan persiapan, yaitu:
a.       Membuka ikatan terpal yang menutupi alat tangkap.
b.      Menurunkan sampan dan kemudian diikat di lambung kiri kapal sambil enunggu           proses setting.
c.       Mempersiapkan lampu.
d.      Merapikan gulungan tali
e.       Menghidupkan lampu robot
f.       Memasang lampu neon berwarna hijau di sampan




Proses setting dilakukan setelah semua persiapan selesai selanjutnya tekong memantau ikan mulai melihat dari echo sounder dan memperhatikan keadaan perairan, lalu menunggu perintah tekong untuk melakukan setting dengan proses:
2.       Setting

a.       Lampu robot mulai di padamkan satu persatu
b.      Melepaskan ikatan sampan dari kapal
c.       Kapal bergerak menjauhi sampan
d.      Lalu pelampung lampu dilemparkan
e.       Kapal bergerak mengelilingi sampan
f.       Tekong member aba-aba pada ABK untuk bersiap
g.      Kapal bergerak dengan kecepatan 7 knot

2.3.8.  Penarikan alat tangkap (houling)

Setelah alat tangkap diturunkan keseluruhannya,selanjutnya dilakukan proses houling
Yaitu penarikan alat tangkap beserta hasil tangkapan keatas kapal, adapun proses houling sebagai berikut:
a.       Pengambilan pelampung lampu di haluan
b.      Pengambilan tali kolor, yg selanjutnya talli kolor di tarik dengan kapstan
c.       Lalu tali pemberat dan cicin pun ikut naik
d.      Tali kolor diikatkan pada bolder kapal. Selanjutnya tali kolor disusun kembali dan lampu kapal di hidupkan
e.       Pelampung, pemberat, dan jaring ditarik ke atas deck kapal, proses ini memakan       waktu 4 jam
f.       Pelampung, pemberat, dan jaring di susun dengan rapi
g.      Ikan ikan yang terkumpul di kantong segera diambil dengan serok



2.3.9.  Hasil tangkapan

Adapun jenis yang tertangkap pada kapal purse seine adalah:
Table 8. ikan yang tertangkap
NO
JENIS IKAN
1
Kembung
2
Gergak
3
Tongkol
4
Sarden
Sumber : dinas perikanan

2.3.10.   Penanganan hasil tangkapan

1.      Pengambilaan ikan dari jaring
Pada saat pengambilan ikan dari jarring selalu mengunakan serok/tangguk selanjutnya ikan di tumpahkan ke atas deck untuk di sortir, lalu dimasukan kedalam kaleng bermuatan 14kg berbentuk persegi panjang.
2.      Proses pembekuan
Setelah ikan di sortir dan dimasukkan kedalam kaleng, lalu ikan dimasukkan kedalam ruang frezer dan disusun di rak dengan rapi.
3.      Proses pendinginan
Setelah ikan beku -17ºC, ikan di masukkan kedalam pelastik dan diikat, lalu ikan di masukkan ke ruang pendingin (palkah), penyusunan nya tidak lah rumit atau sulait, karna ikan yang beku tersebut sudah berbentuk persegi.
4.      Bongkar hasil tangkapan
Ikan yang sudah dikemas dikeluarkan satu persatu dengan cara di oper dari ABK satu ke ABK yang lain hingga sampai ke gudang, ikan langsung di timbang dan diangkut oleh pemborong atau perusahaan untuk dipasarkan.


2.3.11.  Olah gerak sandar dermaga

a.       Dekati dermaga dengan kecepatan seperlunya dan melawan arus
b.      Setelah tiba ditempat yang diperkirakan akan berjarak 4-5 x panjang kapal, stop dan arahkan haluan kapal membentuk sudut lancip terhadap dermaga
c.       mesin mundur seperlunya, kemudi tengah tengah
d.      Kirim tross depan kedermaga untuk mendekatkan buritan, mesin mudur seperlunya
e.       kirim tross buritan kedermaga, hibob secara bergantian, sehingga kapal merapat kedermaga

2.3.12.  pemasaran hasil tangkapan
pemasaran hasil tangkapan adalah suatu usaha yang dilakukan produsen untuk memasarkan hasil tangkapan kepada pihak perusahaan maupun pedagang kecil yang akan men distribusikan dalam skala kecil atau meng export nya yang akhurnya di konsumsi oleh konsumen.
PRODUSEN

PERUSAHAAN
PEDAGANG
BESAR                                                   EXPOR
PEDAGANG
KECIL

KONSUMEN

BAB III.
MASALAH DAN PEMECAHAN


Setiap kegiatan atau usaha pasti terdapat berbagai masalah dan juga pemecahannya, begitupun pada kegiatan atau usaha penangkapan ikan di sibolga
3.1. Masalah

1.sering kehabisan bahanmakanan pada saat masih berlayar
2. saatberlayar kapal sering rusak di tengah perjalanan
3.siswa pkl sangat susah untuk mencari kapal karena terlalu banyak ABK,itu alasan dari pihak kapal.

3.2. Pemecahan

1. Bahan makanan yang dibawa lebih banyak lagi disesuaikan dengan lamanya berlayar
2. Seharusnya KKM lebih memperhatikan mesin beserta keperluannya sebelum kapal berlayardan bila dapat bahan yang sudah tidak layak pakai harap diganti
3.      Seharusnya para NAHKODA atau pengurus kapal dan juga pihak perusahaan lebih memberi kesempatan pada siswa PKL.









BAB IV
ANALISA USAHA
4.1 Fixed Cost
1. Biaya Penyusutan
Table 9. Biaya penyusutan
No.
Uraian
Nilai Baru
Nilai Sisa
JUE
Penyusutan
1.
Kapal
900.000.000
600.000.000
5 Tahun
60.000.000
2.
Mesin Induk
70.000.000
30.000.000
5 Tahun
15.000.000
3.
Alat tangkap
400.000.000
250.000.000
5 Tahun
25.000.000
4.
Kapstan
15.000.000
8.000.000
5 Tahun
1.600.000
6.
Genset
80.000.000
50.000.000
5 Tahun
5.000.000
7.
Radio
6.000.000
3.000.000
5 Tahun
600.000
8.
GPS
5.000.000
2.500.000
5 Tahun
500.000
9.
Kompas
1.000.000
600.000
5 Tahun
120.000
10.
Lampu
200.000.000
100.000.000
5 Tahun
25.000.000
11.
Tali Temali
20.000.000
10.000.000
5 Tahun
2.000.000
13.
Jangkar
3.000.000
2.000.000
5 Tahun
200.000

Jumlah
135.020.000


4.2. Perawatan/Tahun
Table 10. Biaya perawatan
No.
Jenis
Jumlah (Rp)
1.
Kapal
50.000.000
2.
Mesin Induk
20.000.000
3.
Alat Tangkap
20.000.000
4.
Genset
9.000.000
5.
Lampu
8.000.000

Total Biaya Perawatan
170.090.000

b. Perizinan 4 trip x 70.000                       = Rp. 280.000
c. Biaya tetap lainya                                  = Rp. 5.000.000
    Jumlah                                                 = Rp. 5.280.000

Jumlah biaya tetap sebelum bunga modal
v  Total fixed cost                       = Rp.134.520.000
v  Total biaya perawatan             = Rp. 107.000.000
v  Biaya tetap lainnya                 = Rp. 5.000.000
                  Total                            = Rp. 246.520.000
v  Bunga Modal 15%                  = Rp. 15% x 247.020.000
                                                      = Rp. 37.053.000
v  Total biaya tetap                     = Rp. 247.020.000+ 37.053.000
                                                      = Rp.284.073.000








B. Variabel Cost
Table 11.Variable Cost
1. Ransum                 = 4 trip x 50.000.000                = Rp.       200.000.000
2. Solar                      = 1 trip x 10.000 liter x 10.000 = Rp.       100.000.000
4. Oli                         = 5 trip x 1000 liter x 10.000    = Rp.         50.000.000
5. Komisi Tekong      = 15 trip x 1000 Kg x 10.000   = Rp.       150.000.000
6. Es Batang              = 20 trip x 1000 btg x 10.000   = Rp.       200.000.000
Jumlah Total              = Rp. 700.000.000

7. Biaya gaji harian lepas                              = Rp. 20.000 + 150.000 x 20 trip
                                                                      = Rp. 3.400.000
8. Total biaya tetap sebelum bunga modal    = 700.000.000+ 5.280.000
                                                                      = Rp.705.280.000
v Bunga modal 15%                        =  15% x 705.280.000
                                                          = Rp.10.579.200.000
v Total biaya tetap seluruhnya         = Rp. 705.280.000 + 10.579.200.000
                                                          = Rp. 11.284.48.000
v Total Cost                                     = Fixed cost + variabel cost
                                                          = 10579200000 + 11.284.48000
                                                          = Rp. 21.863.68000

4.3 C. Hasil Produksi/ Tahun (Revenue)
Table 12. Hasil produksi
No.
Jenis
Volume (kg)
Harga (Rp/Kg)
Pendapatan
1.
Tongkol
15.000
10.000
150.000.000
2.
Cakalang
5.000
110.000
50.000.000
3.
Tuna
10.000
5000
50.000.000
Jumlah
Rp. 2.000.000.000

4.4 . Hasil Usaha Bersih                          = Revenue – Total Cost
                                                                  = 2000.000.000 – 2186368000
                                                                  = Rp. 186.368.000
v  Pajak Pendapatan                    = 18% x usaha bersih
                                                      = 18% x 18.636.8000
                                                      = Rp. 335.462.4000
v  Hasil bersih setelah pajak        = hasil usaha bersih – pajak
                                                      = 186.368.000– 335.462.4000
                                                      = Rp. 316.825.6000
v  Total cost seluruhnya              = 218.636.8000–335.462.4000
                                                      = Rp. 116.825.6000
4.5. B/C Ratio                                          =         Revenue
                                                                    Total cost seluruhnya
= 116.825.6000
                                                                     2000.000.000



=1(Layak Diusahakan)

 


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.      Kesimpulan
Berdasarkan semua kegiatan yang terjadi di lapangan penulis dapat simpulkan bagaimana proses mulai dari tekhnik produksi, penanganan, hingga pemasaran hasil tangkapan.

5.2.      Saran
Adapun saran dari penulis adalah sebagai berikut:
a.       Penulis harapkan untuk angkatan selanjutnya agar mencari data yang lebih mendetail dan lengkap agar laporan ini dapat berguna untuk kalangan siswa maupun masyarakat yang membacanya.
b.      Pihak sekolah sebiknya menganjurkan untuk angkatan selanjutnya untuk praktek dengan kapal selain purse seine seperti trawl, long line, dan sebagainya.














DAFTAR PUSTAKA………………………………...................................


No comments: