BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki +17.500
pulau, dengan garis pantai sekitar 81.000 km dan wilayah laut 5,9 juta km
dengan sumber daya perikanan yang potensial diantaranya potensi perikanan 6,1
juta ton/tahun, pemanfaatan sumber daya perikanan di perkirakan mencapai 60%.
Berbagai
lembaga pemerintah telah melakukan penelitian, walaupun potensi perikanan di
Indonesia berlimpah yang bisa memperkuat perekonomian Indonesia, tetapi
pembangunan terhadap kemajuan sumber daya manusia (SDM) perikanan masih kurang,
sehingga perlu dilakukan pembentukan, pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia (SDM) perikanan secara berkelanjutan.
Hal
ini tentu saja memicu berbagai lembaga pendidikan pada sector kelautan dan
perikanan. siswa yang memiliki keterampilan teknis di bidang perikanan
menengah, baik itu di bidang penangkapan ikan, mesin perikanan, dan budidaya
perikanan dan diharapkan mampu berwirausaha mandiri, berdisiplin dan cekatan.
1.2.Tujuan
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat
atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya. Usaha
perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan
tangkap (capture fishery)
pelaksanaan kegiatan praktek kerja
lapangan (PKL) di kapal kapal yang fishing base nya di pelabuhan tanjung balai
yaitu:
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir.
2. Untuk mempelajari dan lebih
mengetahui tekhnik produksi perikanan tangkap dengan menggunakan alat tangkap
purse seine.
3. Menganalisis biaya investasi usaha
penangkapan ikan per tahun pada kapal purse seine di tanjung balai.
4. Melatih siswa agar mampu dan
mempererat hubungan baik antara sekolah dengan lembaga lembaga perusahaan di
bidang perikanan tangkap.
1.3. Manfaat
Manfaat
dari praktek kerja lapangan (PKL) yang dapat saya ambil adalah:
1.
Siswa dapat
menyelesaikan/membandingkan antara tiori dan praktek
2. Siswa dapat melakukan kegiatan pengoperasian alat tangkap
purse sein dan alat bantu penangkapan
3.Siswa langsung dapat menanyakan kepada pihak-pihak yang
terkait dalam menyelesaikan masalah yang di anggap sagat bertentangan dengen
teori.
1.4. Waktu dan tempat
Kegiatan umum PKL pada tahun ajaran 2012/2013 dilaksanakan pada tanggal 16 januari
s/d 10 juni 2012, yang bertempat di desa sungai dua, Tanjung Balai Asahan
Sumatera Utara
BAB II
Pelaksanaan
2.1. Keadaan umum lokasi
Kota tanjung balai juga merupakan
salah satu daerah yang berada di kawasan pantai timur sumatera, berdasarkan
letak geografisnya:
a. Letak
: 02º58'00" LU
99º48'00"BT
b. Luas
wilayah
: 60.526 km²
c. Ketinggian
: 0 – 3m (dari permukaan laut)
d. Daerah administratif : 6
kecamatan dan 31 kelurahan
Pelabuhan
pendaratan ikan di Tanjung balai merupakan pelabuhan yang di bangun oleh pihak
perusahaan yang mendapatkan izin dari pemerintah yang terletak:
a. Sungai
: sungai teluk nibung
b. Kecamatan
: teluk nibung
c. Kota
: tanjung balai asahan
d.
Provinsi
: sumatera utara
Wilayah kota tanjung balai asahan di
kelilingi oleh beberapa kecamatan
Adapun batas-batas Wilayah kota
tanjung balai asahan sebagai berikut:
1. Utara
: kec. Tanjung balai utara
2. Timur :
kec. Sei kepayang
3. Selatan
: kec. Simpang empat
4. Barat
: kec. Simpang empat
2.2. Sarana dan prasarana
Selain
letak geografis yang sangat strategis sebagai pusat usaha perikanan, kota
tanjung balai juga dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai.
A. Sarana
Sarana merupakan armada atau kapal yang digunakannelayan
untuk melakukan penangkapan ikan. Adapun sarana yang ada di tanjung balai
sebagai berikut:
Tabel 1. Perkembangan armada
NO
|
UKURAN
(GT)
|
2010
|
2011
|
2012
|
1
|
Perahu
tanpa motor
|
223
|
153
|
60
|
2
|
<5GT
|
568
|
145
|
137
|
3
|
5-9GT
|
188
|
236
|
364
|
4
|
10-19GT
|
40
|
50
|
67
|
5
|
20-30GT
|
87
|
90
|
98
|
6
|
>30GT
|
297
|
300
|
301
|
Sumber: BPS Tanjung balai 2012
Tabel 2. Perkembangan armada tangkap
NO
|
JENIS ALAT TANGKAP
|
2010
|
2011
|
2012
|
1
|
Pukat cincin
|
120
|
142
|
145
|
2
|
Rawai hanyut
|
27
|
26
|
30
|
3
|
Alat pengumpul kerang
|
49
|
52
|
60
|
4
|
Pukat apung
|
91
|
100
|
106
|
5
|
Gill net
|
70
|
71
|
89
|
6
|
Lain-lain
|
-
|
-
|
192
|
Sumber : Dinas Perikanan 2012
B. Prasarana
Prasarana
merupakan instansi yang sering digunakan oleh masyarakat. Prasarana yang ada di
kota tanjung balai yang menyangkut dengan usaha perikanan cukup memadai dalam
memperlancar proses dalam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
Adapun prasarana yang ada di pelabuhan
Tanjung Balai adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Prasarana
No
|
Prasarana
|
Jumlah
|
1
|
Kantor
angkatan laut
|
1
|
2
|
Kantor
airut
|
1
|
3
|
Kantor
syah Bandar
|
1
|
4
|
Kantor
pehubungan
|
1
|
5
|
Pabrik
pengolahan ikan asin
|
3
|
6
|
Gudang
kapal
|
12
|
7
|
Pabrik
pengolahan ikan teri
|
2
|
8
|
Mesjid
|
2
|
a.
Keagamaan
Jumlah sarana ibadah bagi umat
beragama di tanjung balai cukup memadai di banding jumlah penduduk tahun 2008
b. Kesehatan
Adapun prasarana di tanjung balai
menyangkut prasarana kesehatan dapat di lihat pada table di bawah ini :
Tabel
4. Kesehatan
No
|
Nama
Intansi
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Rumah
Sakit
|
1
|
90
tempat tidur
|
2
|
Puskesmas
|
8
|
-
|
3
|
Puskesmas
Pembantu
|
13
|
-
|
4
|
Posyandu
|
115
|
-
|
Sumber
: BPS Tanjung Balai 2012
c. Intalasi Perikanan
Instalasi di kota tanjung balai
cukup memadai dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 5. Instalasi Perikanan
No
|
Nama Instalasi
|
Jumlah
|
1
|
Pelabuhan Pelayaran
|
1
|
2
|
Kantor Dinas Perikanan
|
1
|
3
|
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
|
1
|
4
|
Kantor Syah Bandar
|
1
|
5
|
Kantor Airut
|
1
|
6
|
Koramil ( AL-Tanjung Balai )
|
2
|
Sumber : Dinas Perikanan 2012
2.3. Kegiatan Pelaksanaan
2.3.1. Persiapan Kapal Sebelum
Melaut
A. Persiapan
Sebelum
kapal menuju fishing ground (daerah penangkapan), terlebih dahulu nahkoda
maupun ABK mempersiapkan beberapa kebutuhanan yang penting dan harus dibawa
saat nantinya, diantara surat-surat penting yang merupakan surat utama untuk
berlayar, ransum, bahan bakar dan keperluan lainnya yang dianggap penting, dan
biasanya di persiapkan 2 (dua) hari sebelum berlayar.
B. Ransum
Ransum
(bahan makanan) harus di persiapkan sesuai dengan jumlah awak kapal dan lamanya
waktu pelayaran yang direncanakan,adapun persiapan ransum dalam 1 (satu) trip
adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Ransum
No
|
Ransum
|
Kesatuan
|
1
|
Beras
|
15 Sak
|
2
|
Gula
|
100 Kg
|
3
|
Minyak Goreng
|
90 liter
|
4
|
Garam
|
15 Pak
|
5
|
The
|
8 Pak
|
6
|
Kopi
|
5 Pak
|
7
|
Kecap
|
1 Pak
|
8
|
Kelapa
|
15 buah
|
9
|
Rempah-rempah
|
Secukupnya
|
10
|
Sayur-mayur
|
Secukupnya
|
Sumber : tekong
C. Bahan Bakar
Bahan bakar harus diisi terlebih
dahulu untuk kapal, baru selanjutnya diisi kedalam tangki/drum sebagai bahan
bakar cadangan dibuat dengan waktu pelayaran yang telah direncanakan
sebelumnya. Adapun bahan bakar yang diperlukan adalah sebagai berikut:
-solar
: 17000 Liter
-bensin
: 240 Liter
-oli
: 100 Liter
-air
tawar
: 20 Ton
D. Mesin
Sebelum berlayar menuju fishing
ground, terlebih dahulu mesin dihidupkan dan dilakukan pemanasan selama 30
menit, selama mesin dipanaskan KKM dan masinis memeriksa seluruh bagian mesin,
generator set, dab mesin bantu lainnya.
E.
Surat-surat Kapal
Sebelum kapal bertolak dari fishing
base nahkoda terlebih dahulu mengurus surat-surat kapal yang perlu dibawa saat
berlayar. Adapun surat-surat yang perlu dibawa adalah sebagai berikut:
1. Surat Izin Berlayar
Surat ijin berlayar merupakan surat
yangperlu diurus dan dibawa pada saat berlayar dan diperoleh dari syahbandar.
Adapun data surat izin berlayar (SIB) pada KM.
SINAR MUTIARA adalah:
-Nama
Kapal
: KM. SINAR MUTIARA
-Tonase
kotor
: 40 GT
-Berlayar
dibawah Bendera : INDONESIA
-Dengan
nahkoda
: AVIN
2. Surat Ukur Kapal
Surat ukur
kapal adalah surat yang harus dibawa oleh setiap kapal, dan diperoleh dari
administrator pelabuhan yang hanya berlaku dalam jangka satu tahun. Adapun data
surat ukur kapal KM. SINAR MUTIARA adalah
:
-Nama
Kapal
: KM. SINAR MUTIARA
-Pelabuhan Pendaftaran
: SIBOLGA
-Jenis
kapal
: Motor
-LOA
: 24,01 M
-Lebar
: 5, 85 M
-Dalam
: 1, 32 M
3. Surat Izin Usaha Penangkapan (SIUP)
Surat izin usaha penangkapan adalah
surat yang dikeluarkan oleh dinas perikanan kelautan diberikan pada kapal yang
akan melakukan usaha penangkapan yang hanya berlaku hingga satu tahun saja.
Adapun SIUP pada KM. SINAR MUTIARA adalah :
-
Nama
Perusahaan
: PT. SBU
-
Alamat
: teluk nibung, tanjung balai
-
No
NPWP
: -
-
Nama Pemilik
Kapal
: CHANG LIE
-
Jumlah Kapal
: 1
-
Ukuran Kapal
: 24,01x5,85x1,32 m
-
Daerah
usaha
: Laut
Natuna
-
Pelabuhan
Penangkalan : Tanjung
Balai
4. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)
Surat izin penangkapan ikan (SIPI) adalah surat yang
dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan kelautan diberikan pada kapal yang akan
melakukan penangkapan dan yang hanya berlaku dalam jangka satu tahu. Adapun
data SIPI pada KM. SINAR MUTIARA adalah
:
- Nama
Perusahaan
: PT. SBU
- Alamat
: teluk nibung
- Nama Pemilik
: CHANG LIE
- Nama
Kapal
: KM. SINAR
MUTIARA
- Tempat & No Reg
: Tanjung balai GT 40 No.447/PPB
- No. Grose
akte
: A/711/KP-PS/001132
- Asal
Kapal
: Buatan
Dalam Negeri
- Alat
Penangkapan
: Purse
seine
- Ukuran Alat
Tangkap
: 1200 x 80
M
- Berat Kotor
: 40 GT
- Muatan Bersih
: 24 Ton
- Daerah
penangkapan
: laut natuna
5. Surat Keterangan Layak Tangkap
(SKLT)
Surat keterangan layak tangkap (SKLT) adalah surat yang
dikeluarkan oleh adsministrator pelabuhan diberikan pada kapal yang harus
dibawa pada kapal yang akan berlayar. Adapun data dari SKLT pada KM. SINAR MUTIARA Adalah:
-
Nama Pemilik
: CHANG LIE
-
Alamat
: Teluk nibung, tanjung balai
-
Nama
Kapal
: KM. SINAR MUTIARA
-
Masa
Berlaku
: 23 January 2014
6. Pas Tahunan
Pas tahunan adalah surat yang
dikeluarkan oleh mentri perhubungan yang diberikan kepada perusahaan yang akan
melakukan pembangunan kapal, yang berlaku dalam jangka waktu selama satu tahun.
Data pas tahunan pada KM. SINAR MUTIARA adalah:
-
Nama kapal
: KM. SINAR MUTIARA
-
Tanda
panggilan
: -
-
Tempat
Pendaftaran
: Belawan
-
Ukuran
: 24,01 x 5,85 x 1,32 m
-
Tonnese kotor
: 40 GT
-
Tonnese bersih
: 24 ton
-
Tahun bangun
: 1994
-
Penggerak
utama
: mesin
-
Merk
: Nissan RD.10 No.03524.320 PK
-
Bahan utama
kapal
: kayu
-
Jumlah
geladak
: 1
-
Jumlah baling
baling
: 1
-
Milik
: CHANG LIE
-
Kedudukan
: TG. Balai Asahan
-
Masa berlaku
: 12 MEI 2014
2.3.2. Kapal
Kapal
merupakan sarana utama yang sangat penting dalam usaha perikanan tangkap. Oleh
karena itu kapal yang digunakan harus memenuhi syarat, baik dalam hal
konstruksi, stabilitas, dan kelayakan kapal untuk berlayar.
A. Konstruksi
Adapun kapal purse seine yang ada di tanjung balai asahan
pada umumnya terbuat dari bahan utama kayu dan pada bagian bawah dilapisi
dengan seng yang berfungsi untuk mencegah melekatnya teritip dalam jangka waktu
yang lama. Bentuk dasar kapal adalah kombinasi dari round bottom dan V bottom
yang sangat effesien pada kapal purse seine KM. SINAR MUTIARA, khususnya pada
saat olah gerak, dan kontruksi kapal purse seine di tanjung balai asahan adalah
sebagai berikut :
Gambar 1. Konstruksi kapal
Keterangan:
1.
Daun kemudi
2.
Propeller
3.
Palkah
4.
Lampu robot
5.
Kapstan
6.
Kamar mesin
7.
Tiang lewang
8.
Dapur
9.
Ruang navigasi
10.
Kamar ABK
11.
Antenna
12.
Bendera
B. Tekhnik pengukuran
1. Panjang
a. LOA (Length Over All)merupakan panjang kesekupuhan
kapal yang terhitung mulai haluan hingga ujung buritan.
b. LBP (Length Betwen Perpendicular) merupakan panjang kapal yang dihitung dari
garis tegak haluan hingga
garis tegak buritan.
c. LWL (Length Water Line) Merupakan panjang garis air kapal tersebut.
d. LDL (Length Deck Line) Meruapakan panjang suatu deck
kapal tersebut.
2. Lebar
a. Lebar maksimum
Merupakan lebar kapal yang dihiitung dari kulit terluar
kapal.
b. Lebar rencana
Merupakan lebar kapal yang dihitung dari kulit terdalam
kapal, bisa juga dihitung dengan menghitung lebar deck kapal pada bagian tengah
kapal.
c. Lebar garis air
Merupakn lebar suatu garis yang terletak dimana
diletakkannya garis air tersebut.
3. Dalam
a. Depth
Merupakan dalam ataupun tinggi kapal yang dihitung pada
tengah bagian kapal mulai dari lunas hingga bagian ujung dinding kapal.
b. Drafth
Merupakan tinggi
garis air yang dihitung dari lunas hingga batas garis air.
Table 7. Dimensi kapal Purse Seine
di Tanjung Balai Asahan
NO
|
DIMENSI
|
HASIL PENGUKURAN(m)
|
1
|
Panjang
|
|
a.
LOA (panjang keseluruhan)
|
24,01 m
|
|
b. LPP (Panjang kedua garis tegak)
|
-
|
|
c.
LWL (panjang garis air)
|
22 m
|
|
d. LDL (panjang deck)
|
-
|
|
2
|
Lebar
|
|
a.
B Max (lebar maximum)
|
5,85 m
|
|
b. B Mouldid (lebar yang
direncanakan)
|
4,65 m
|
|
c.
BWL (lebar garis air)
|
5,25 m
|
|
3
|
Dalam
|
|
a.
Depht (dalam kapal)
|
1,32 m
|
|
b. Draft (dalam sebatas garis air)
|
1m
|
Sumber : tekong
2.3.3. alat tangkap
1. Pengertian
Purse seine merupakan alat
tangkap ikan yang dipergunakan nelayan
dalam penangkapan ikan di daerah tanjung balai.
Alat tangkap ikan ini pada umumnya dioperasikan pada
malam hari pada saat gelap bulan. Pengoperasian
purse seine mempergunakan rumpon dan cahaya lampu untuk memancing
atau memikat ( atraktif ) gerombolan ikan supaya
berkumpul. Pukat
cincin ( purse seine ) adalah salah satu alat tangkap
ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar ( surrounding
nets ). Purse seine telah lama dikenal di
Indonesia dan menjadi salah satu alat
tangkap yang telah memberikan kontribusi
besar pada produksi perikanan di Indonesia.
Komponen utama alat ini terdiri dari
bagian jaring ( webbing ), tali ris atas
dan tali ris bawah, pelampung dan
pemberat serta cincin ( ring ) dan tali
kolor ( purse seine ). Purse seine juga dapat
dioperasikan dengan alat bantu penangkapan
berupa lampu dan rumpon. Sifat dari alat tangkap purse
seine melingkar dan mengurungi gerombolan ikan, kemudian megerutkan
jaring bagian bawah dan hasil tangkapan di angkat di atas kapal.
2. Bagian alat tangkap
Alat tangkap purse seine ini tersusun atas beberapa bagian
yaitu badan jaring dan tali temali.Konstruksi dari bagian-bagian tersebut
adalah bagian jaring, nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi
menjadi 2 bagian yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas badan
jaring terdiri dari 3 bagian yaitu:
jaring
utama, bahan nilon 210 D/9 #1”.
Jaring
sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
jaring
kantong, nilon #3/4”.
Srampatan
(selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk
memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring.
Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge)
dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang
sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
Bagian yang lainnya yaitu tali
temali dengan konstruksinya yaitu :
-
tali pelampung dengan bahan PE Ø
10mm.
-
tali ris atas dengan bahan PE
Ø 6mm dan 8mm.
-
tali ris bawah dengan bahan PE Ø 6mm
dan 8mm.
-
tali pemberat dengan bahan PE Ø
10mm, panjang 450m.
-
tali kolor bahan dengan bahan
kuralon Ø 26mm.
-
tali slambar dengan bahan PE Ø 27mm
gambar
2. Tali temali
Bagian
yang lain yaitu pelampung, ada dua pelampung dengan dua bahan yang sama yakni
synthetic rubber.
Pelampung
Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 700 buah dan
pelampung
Y-80 dipasang di tengah sebanyak 500 buah. Pelampung
yang dipasang di bagian tengah lebih
rapat dibanding dengan bagian pinggir.
Gambar
3. pelampung
Kemudian ada pemberat yang terbuat
dari timah hitam sebanyak 2400 buah dipasang pada tali pemberat.
Gambar
4. Pemberat
cincin yang terbuat dari besi dengan
diameter lubang 20 cm,
digantungkan pada tali pemberat
dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam
cincin ini dilakukan tali kolor (purse seine). Parameter utama dari alat
tangkap purse seine ini adalah dari ukuran mata jaring dan ketepatan penggunaan
bahan pembuat alat tersebut
gambar 5. cincin
3.Desain purse seine
Gambar
6. Desain purse seine
Keterangan:
1. Pelampung tanda
2. Tali pelampung
3. Tali ris atas
4. Pelampung utama
5. Tali ris bawah
6. Tali kolor
7. Tali pemberat
8. Pemberat cincin
9. Tali selambar
2.3.4. Alat bantu
1. Alat bantu navigasi
a.
GPS
GPS, yaitu alat bantu navigasi yang
bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio dari beberapa satelit yang
mengorbit untuk mengetahui posisi, merekam arah haluan dan kecepatan kapal.
Gambar 7. GPS
b. Echo sounder
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan
pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi
suatu obyek dalam perairan arah vertikal. Untuk tujuan perikanan
sensitifitasnya ditingkatkan sehingga mampu mendeteksi adanya ikan dibawah
permukaan air.
Gambar 8. Echo
suonder
c.
Radio komunikasi
Radio komunikasi, peralatan bantu ini dikapal
sangat penting agar antar kapal yang satu dan kapal yang lainnya dapat bertukar
informasi pada waktu berlayar. Terdapat
3 frekuensi yaitu : VHF (Very High Frequency), HF (High Frequency) dan MF
(Medium Frequency). Radio komunikasi ini walaupun dilengkapi berbagai
frekuensi. Tapi yang sering digunakan dalam pelayaran adalah frekuensi 16.
Gambar 9. radio
komunikasi
d. Kompas
Kompas magnet, berfungsi untuk
menentukan arah pelayaran kapal dan untuk menentukan arah baringan suatu benda
terhadap kapal. Pedoman magnet di kapal biasanya terdiri dari : Pedoman
standart, Pedoman kemudi dan Pedoman kemudi darurat.
Gambar 10.
Kompas
2. Alat bantu penangkapan
a.
Lampu robot
lampu digunakan pada saat
pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai pengumpul
ikan. Biasanya nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor atau obor, petromaks,
dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha
penangkapan sebagian dari perikanan industry
gambar 11. lampu robot
b. Sampan
Sampan berfungsi sebagai atractor
pengumpul ikan yang sudah dilengkapi dengan 1 buah lampu neon berwarna hijau
yang di pasang di lambung kanan sampan guna membuat ikan peka dan berkumpul di
bawah sampan setelah lampu robot dikapal dimatikan.
Gambar 12. sampan
c.
Tiang lewang
Tiang lewang berfungsi sebagai
tempat tumpuan untuk mengangkat hasil tangkapan, mengangkat sampan dari air
untuk di naikan ke kapal, dengan cara di tarik oleh kapstan.
Gambar 13. Tiang lewang
d. Kapstan
Kapstan pada
kapal purse seine digunakan untuk menarik tali pelampung (float line) atau tali
kolor atas pada saat hauling, guna merapatkan tangkapan kedua ujung bagian
sayap jaring. Di samping itu kapstan berguna pula untuk memperingan kerja pada
saat pengangkatan ikan yang telah tertangkap dalam cakupan jaring untuk
dinaikkan di atas kapal (Brailling). Capstant terletak di lambung kiri kapal ke
arah buritan. Kapal purse seine merupakan kapal pemburu kelompok ikan untuk itu
dibutuhkan kecepatan kerja yang sangat tinggi dan peralatan kerja yang
mendukung perolehan hasil tangkapan
Gambar 14.
kapstan
e.
Serok
Serok
adalah alat yang digunakan untuk mengambil hasil tangkapan dengan cara diikat
dan di angkat dari tiang lewang, dibantu oleh kapstan.
Gambar 15. serok
f.
Roller
Roller
adalah alat yang berfungsi untuk tempat mengatur arahnya tali kolor ketika
proses houling berlangsung sehingga tali kolor mudah pada saat di giling dengan
kapstan, roller terbuat dari besi dan di lapisi tembaga
Gambar 16. Roller
g. Rumpon
Rumpon
adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan yang di pasang di laut dangkal
maupun dalam, yang berfungsi sebagai pengumpul plankton yang menjadi makanan
ikan kecil, sehingga ter jadinya rantai makanan pada rumpon tersebut.
Gambar 17. Rumpon
2.3.5.
Olah gerak lepas dermaga
a.
Semua tali kepil dilepas, kecuali
spring depan, kemudian- spring ditahan, kemudi kiri mesin maju pelan, kapal
akan bergerakmaju- Haluan kapal dengan sendiri tertahan oleh spring haluan
akibatnyaburitan kapal bergerak menjauhi dermaga, dan membentuk sudut, stop
mesin
b. Mesin mundur, kemudi tengah-tengah
atau tetap kiri,- Saat mulai kapal bergerak mundur, lepas spring haluan/depan,
kapal bergerak mundur terus hingga jarak kapal dengandermaga cukup, stop mesin,
sisa laju bergerak kebelakang
c.
Mesin maju, kapal dikemudikan
sesuai dengan haluan yang dikehendaki.
Gambar
18. Lepas dermaga
PELABUHAN
2.3.6.
Berlayar menuju fishing ground
Saat berlayar menuju fishing ground harus diketahui berapa
dan dimana posisi kapal saat tolak. Adapun data yang penulis dapat adalah
sebagai berikut.
- Posisi
tolak
: 2º58'00" LU
99º48'00"BT
-
Haluan
tolak
: 71º
-
Waktu
tolak
: 13:20 WIB
-
Kecepatan
kapal : 10,7 knot
- Posisi
tiba
: 03º 51' 53" LU
99º 49' 50" BT
2.3.7.
Penurunan alat tangkap (setting)
Sebelum
melakukan setting, terlebih dahulu mempersiapkan beberapa persiapan agar
kegiatan setting dapat berjalan dengan lancer
Adapun
persiapan setting dan prosesnya sebagai berikut:
1. Persiapan setting
Sebelum
melakukan setting terlebih dahulu dilakukan persiapan, yaitu:
a.
Membuka ikatan terpal yang menutupi
alat tangkap.
b. Menurunkan sampan dan kemudian
diikat di lambung kiri kapal sambil enunggu proses setting.
c.
Mempersiapkan lampu.
d. Merapikan gulungan tali
e.
Menghidupkan lampu robot
f.
Memasang lampu neon berwarna hijau
di sampan
Proses
setting dilakukan setelah semua persiapan selesai selanjutnya tekong memantau
ikan mulai melihat dari echo sounder dan memperhatikan keadaan perairan, lalu
menunggu perintah tekong untuk melakukan setting dengan proses:
2.
Setting
a.
Lampu robot mulai di padamkan satu
persatu
b. Melepaskan ikatan sampan dari kapal
c.
Kapal bergerak menjauhi sampan
d. Lalu pelampung lampu dilemparkan
e.
Kapal bergerak mengelilingi sampan
f.
Tekong member aba-aba pada ABK untuk
bersiap
g. Kapal bergerak dengan kecepatan 7
knot
2.3.8.
Penarikan alat tangkap (houling)
Setelah alat tangkap diturunkan keseluruhannya,selanjutnya
dilakukan proses houling
Yaitu penarikan alat tangkap beserta hasil tangkapan keatas
kapal, adapun proses houling sebagai berikut:
a.
Pengambilan pelampung lampu di
haluan
b. Pengambilan tali kolor, yg
selanjutnya talli kolor di tarik dengan kapstan
c.
Lalu tali pemberat dan cicin pun
ikut naik
d. Tali kolor diikatkan pada bolder
kapal. Selanjutnya tali kolor disusun kembali dan lampu kapal di hidupkan
e.
Pelampung, pemberat, dan jaring
ditarik ke atas deck kapal, proses ini memakan waktu 4 jam
f.
Pelampung, pemberat, dan jaring di
susun dengan rapi
g. Ikan ikan yang terkumpul di kantong
segera diambil dengan serok
2.3.9.
Hasil tangkapan
Adapun
jenis yang tertangkap pada kapal purse seine adalah:
Table
8. ikan yang tertangkap
NO
|
JENIS IKAN
|
1
|
Kembung
|
2
|
Gergak
|
3
|
Tongkol
|
4
|
Sarden
|
Sumber
: dinas perikanan
2.3.10.
Penanganan hasil tangkapan
1. Pengambilaan ikan dari jaring
Pada
saat pengambilan ikan dari jarring selalu mengunakan serok/tangguk selanjutnya ikan
di tumpahkan ke atas deck untuk di sortir, lalu dimasukan kedalam kaleng
bermuatan 14kg berbentuk persegi panjang.
2. Proses pembekuan
Setelah
ikan di sortir dan dimasukkan kedalam kaleng, lalu ikan dimasukkan kedalam
ruang frezer dan disusun di rak dengan rapi.
3. Proses pendinginan
Setelah
ikan beku -17ºC, ikan di masukkan kedalam pelastik dan diikat, lalu ikan di
masukkan ke ruang pendingin (palkah), penyusunan nya tidak lah rumit atau
sulait, karna ikan yang beku tersebut sudah berbentuk persegi.
4. Bongkar hasil tangkapan
Ikan
yang sudah dikemas dikeluarkan satu persatu dengan cara di oper dari ABK satu
ke ABK yang lain hingga sampai ke gudang, ikan langsung di timbang dan diangkut
oleh pemborong atau perusahaan untuk dipasarkan.
2.3.11.
Olah gerak sandar dermaga
a.
Dekati dermaga dengan kecepatan
seperlunya dan melawan arus
b. Setelah tiba ditempat yang
diperkirakan akan berjarak 4-5 x panjang kapal, stop dan arahkan haluan kapal
membentuk sudut lancip terhadap dermaga
c.
mesin mundur seperlunya, kemudi
tengah tengah
d. Kirim tross depan kedermaga untuk
mendekatkan buritan, mesin mudur seperlunya
e. kirim tross buritan kedermaga, hibob
secara bergantian, sehingga kapal merapat kedermaga
2.3.12.
pemasaran hasil tangkapan
pemasaran
hasil tangkapan adalah suatu usaha yang dilakukan produsen untuk memasarkan
hasil tangkapan kepada pihak perusahaan maupun pedagang kecil yang akan men
distribusikan dalam skala kecil atau meng export nya yang akhurnya di konsumsi
oleh konsumen.
PRODUSEN
PERUSAHAAN
PEDAGANG
BESAR EXPOR
PEDAGANG
KECIL
KECIL
KONSUMEN
BAB III.
MASALAH DAN PEMECAHAN
Setiap kegiatan atau usaha pasti
terdapat berbagai masalah dan juga pemecahannya, begitupun pada kegiatan atau
usaha penangkapan ikan di sibolga
3.1. Masalah
1.sering kehabisan bahanmakanan pada
saat masih berlayar
2. saatberlayar kapal sering rusak
di tengah perjalanan
3.siswa pkl sangat susah untuk
mencari kapal karena terlalu banyak ABK,itu alasan dari pihak kapal.
3.2. Pemecahan
1.
Bahan makanan yang dibawa lebih banyak lagi disesuaikan dengan lamanya berlayar
2.
Seharusnya KKM lebih memperhatikan mesin beserta keperluannya sebelum kapal
berlayardan bila dapat bahan yang sudah tidak layak pakai harap diganti
3. Seharusnya para NAHKODA atau
pengurus kapal dan juga pihak perusahaan lebih memberi kesempatan pada siswa
PKL.
BAB IV
ANALISA USAHA
4.1 Fixed Cost
1. Biaya Penyusutan
Table 9. Biaya
penyusutan
No.
|
Uraian
|
Nilai Baru
|
Nilai Sisa
|
JUE
|
Penyusutan
|
1.
|
Kapal
|
900.000.000
|
600.000.000
|
5 Tahun
|
60.000.000
|
2.
|
Mesin Induk
|
70.000.000
|
30.000.000
|
5 Tahun
|
15.000.000
|
3.
|
Alat tangkap
|
400.000.000
|
250.000.000
|
5 Tahun
|
25.000.000
|
4.
|
Kapstan
|
15.000.000
|
8.000.000
|
5 Tahun
|
1.600.000
|
6.
|
Genset
|
80.000.000
|
50.000.000
|
5 Tahun
|
5.000.000
|
7.
|
Radio
|
6.000.000
|
3.000.000
|
5 Tahun
|
600.000
|
8.
|
GPS
|
5.000.000
|
2.500.000
|
5 Tahun
|
500.000
|
9.
|
Kompas
|
1.000.000
|
600.000
|
5 Tahun
|
120.000
|
10.
|
Lampu
|
200.000.000
|
100.000.000
|
5 Tahun
|
25.000.000
|
11.
|
Tali Temali
|
20.000.000
|
10.000.000
|
5 Tahun
|
2.000.000
|
13.
|
Jangkar
|
3.000.000
|
2.000.000
|
5 Tahun
|
200.000
|
|
Jumlah
|
135.020.000
|
4.2. Perawatan/Tahun
Table 10. Biaya
perawatan
No.
|
Jenis
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Kapal
|
50.000.000
|
2.
|
Mesin Induk
|
20.000.000
|
3.
|
Alat Tangkap
|
20.000.000
|
4.
|
Genset
|
9.000.000
|
5.
|
Lampu
|
8.000.000
|
|
Total Biaya Perawatan
|
170.090.000
|
b.
Perizinan 4 trip x 70.000 =
Rp. 280.000
c.
Biaya tetap lainya =
Rp. 5.000.000
Jumlah = Rp. 5.280.000
Jumlah biaya tetap sebelum bunga modal
v
Total
fixed cost = Rp.134.520.000
v
Total
biaya perawatan = Rp. 107.000.000
v
Biaya tetap lainnya =
Rp. 5.000.000
Total = Rp. 246.520.000
v
Bunga
Modal 15% = Rp. 15% x
247.020.000
=
Rp. 37.053.000
v
Total
biaya tetap = Rp. 247.020.000+
37.053.000
=
Rp.284.073.000
B. Variabel Cost
Table
11.Variable Cost
1. Ransum =
4 trip x 50.000.000 = Rp. 200.000.000
2. Solar = 1 trip
x 10.000 liter x 10.000 = Rp. 100.000.000
4. Oli = 5 trip
x 1000 liter x 10.000 = Rp. 50.000.000
5. Komisi Tekong = 15 trip x 1000
Kg x 10.000 = Rp. 150.000.000
6. Es Batang = 20 trip x
1000 btg x 10.000 = Rp. 200.000.000
Jumlah Total =
Rp. 700.000.000
7. Biaya gaji harian lepas = Rp. 20.000 + 150.000 x 20 trip
=
Rp. 3.400.000
8. Total biaya tetap sebelum bunga modal =
700.000.000+ 5.280.000
=
Rp.705.280.000
v Bunga modal 15% = 15% x 705.280.000
=
Rp.10.579.200.000
v Total biaya tetap seluruhnya = Rp. 705.280.000 + 10.579.200.000
=
Rp. 11.284.48.000
v Total Cost =
Fixed cost + variabel cost
=
10579200000 + 11.284.48000
=
Rp. 21.863.68000
4.3
C. Hasil Produksi/ Tahun (Revenue)
Table
12. Hasil produksi
No.
|
Jenis
|
Volume (kg)
|
Harga (Rp/Kg)
|
Pendapatan
|
1.
|
Tongkol
|
15.000
|
10.000
|
150.000.000
|
2.
|
Cakalang
|
5.000
|
110.000
|
50.000.000
|
3.
|
Tuna
|
10.000
|
5000
|
50.000.000
|
Jumlah
|
Rp. 2.000.000.000
|
4.4 . Hasil Usaha Bersih =
Revenue – Total Cost
=
2000.000.000 – 2186368000
=
Rp. 186.368.000
v
Pajak
Pendapatan = 18% x
usaha bersih
=
18% x 18.636.8000
=
Rp. 335.462.4000
v
Hasil
bersih setelah pajak = hasil usaha
bersih – pajak
=
186.368.000– 335.462.4000
=
Rp. 316.825.6000
v
Total
cost seluruhnya = 218.636.8000–335.462.4000
=
Rp. 116.825.6000
4.5. B/C Ratio = Revenue
Total cost seluruhnya
= 116.825.6000
2000.000.000
=1(Layak Diusahakan)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan semua kegiatan yang
terjadi di lapangan penulis dapat simpulkan bagaimana proses mulai dari tekhnik
produksi, penanganan, hingga pemasaran hasil tangkapan.
5.2. Saran
Adapun saran dari penulis adalah
sebagai berikut:
a.
Penulis harapkan untuk angkatan
selanjutnya agar mencari data yang lebih mendetail dan lengkap agar laporan ini
dapat berguna untuk kalangan siswa maupun masyarakat yang membacanya.
b.
Pihak sekolah sebiknya menganjurkan
untuk angkatan selanjutnya untuk praktek dengan kapal selain purse seine
seperti trawl, long line, dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA………………………………...................................
No comments:
Post a Comment