Tuesday, May 24, 2016

laporan produksi hijauan pakan ternak (PPP)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hijauan pakan merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kelangsungan populasi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau dan kambing. Kebutuhan akan hijauan pakan ini akan semakin bertambah sesuai dengan populasi ternak yang ada. Namun produksi hijauan untuk pakan masih belum tercukupi. Produksi hijauan pakan sepanjang tahun berbeda-beda tergantung pada musim. Pada musim hujan produksi hijauan pakan  berlimpah, sedangkan pada musim kemarau produksinya berkurang. Demi ketersediannya hijauan pakan tetap ada sepanjang tahun, diperlukan budidaya hijauan pakan dengan cara penanaman jenis hijauan yang unggul. Budidaya pakan hijauan yang baik akan menjaga ketersediaan pakan sehingga kebutuhan ternak tercukupi. Hijauan merupakan bahan pakan yang banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi bagi kelangsungan hidup ternak.
Permasalahan yang sering terjadi di lapangan atau di masyarakat yang masih bersifat tradisional terutama terdapat di pedesaan adalah semakin susahnya didapatkan rumput potong dikarenakan tempat tumbuhnya rumput tersebut bersaing dengan kubutuhan manusia baik itu penggunaan lahan untuk bangunan maupun komoditas pertanian, semakin berkembangnya pertanian dan semakin sedikitnya lahan untuk media tumbuh hijauan menyebabkan peternak tradisional kesulitan dalam mendapatkan hijauan makanan ternak,
Untuk menyelesaikan masalah di atas perlu dilakukan pembudidayaan pakan hijauan dan perlunya perlakuan khusus untuk HMT Salah satu alternatifnya adalah membudidayakan rumput gajah (Pennisetum purpureum ).



1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui tata cara budidaya tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum)
2. Untuk mengetahui produktivitas rumput gajah dengan perlakuan pemupukan
3. Memperoleh hasil produktivitas rumput gajah yang di tanam
4. Mengetahui cara pembuatan silase yang baik dan benar
5. Mengetahui teknik pengawetan hijauan dalam bentuk segar.

1.3.Manfaat
Melalui praktikum budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum) mendapat pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, serta tingkat produktivitas rumput gajah, daya adaptasi terhadap kondisi tanah dan jumlah produksi rumput per hektar per tahun yang di tanam.
Mendapat pengetahuan tentang teknologi pengawetan hijauan segar yang dinamakan Silase sebagai bentuk pengawetan hijauan saat musim hujan di mana produksi rumput atau hijauan cukup melimpah untuk persiapan hijauan di musim kemarau (paceklik).















BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
            Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman tahunan yang membentuk rumpun dengan tinggi mencapai 4,5 m. Rumput gajah  sangat disukai ternak, tahan kering dan tergolong rumput yang berproduksi tinggi dengan produksi di daerah lembah atau dengan irigasi dapat mencapai lebih dari 290 ton rumput segar/ha/. Rumput gajah dapat hidup pada tanah asam dengan ketinggian 0-3000 m dan dapat dipotong apabila rumput sudah mencapai ketinggian 1 – 1,5 m (Reksohadiprodjo, 2000).
Rumput gajah berasal dari Afrika dan mempunyai  kadar protein yaitu 9,5% dari bahan keringnya (Soedomo, 2000). Pennisetum purpureum berproduksi sekitar 150.000 kg/ha/th dan dapat dilakukan pemotongan setelah 50-60 hari dan selanjutnya dilakukan 30-50 hari sekali. Panjang batang rumput mencapai 2,7 m dengan buku dan kelopak berbulu, helai daun mempunyai panjang 30-90 cm dan lebar 2,5 mm sedangkan lidah daun sangat sempit dan berbulu putih pada ujungnya dengan panjang 3 mm (Soegiri et al., 1992).

2.2. Budidaya Hijauan Pakan
Sebagai hijauan segar, surplus produksi rumput gajah juga dapat digunakan sebagai cadangan pakan dalam bentuk kering ataupun fermentasi dengan metoda silase setelah terlebih dahulu di cacah. Rumput gajah semuanya merupakan introduksi dan bukan jenis rumput lokal. Namun karena memang bentuknya yang satu sama lain sangat mirip, agak sulit membedakannya. Pada daun muda, pangkal daunnya memiliki bercak - bercak berwarna hijau muda (Lubis, 1992).Rumput gajah adalah tanaman tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun (Kartadisastra, 2001).



Achmad. W, (2009) menyatakan bahwa Rumput gajah merupakan bahan sumber serat yang masih memiliki kandungan nilai nutrisi cukup tinggi, disamping itu rumput gajah merupakan jenis rerumputan parenial yang ketersediannya melimpah pada musim hujan. Selain itu, Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan jenis rumput unggul yang memiliki kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta disukai oleh ternak ruminansia .

2.3. Pengolahan tanah
            Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung dimuka daratan bumi dibawa pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu yang sangat panjang,dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan(disadeur dari Schroeder,2005).
Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah membuat petakan serta pembersihan lahan dari rumput liar dan dilanjutkan dengan penggemburan tanah. Lahan penanaman dibuat dalam bentuk petak dan lobangnya sebanyak 20 lobang. Jarak tanam 75× 75 cm.

2.4. Penanaman
Lubang tanam yang digunakan sebanyak 20 lubang tanam yang masing-masing ditanam 2-3 stek rumput gajah. Kedalaman lubang tanam ±50cm untuk masing-masing tanaman ± 5-10 cm. Pupuk yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam lubang tanam tersebut sesuai dengan perlakuannya masing-masing. Selanjutnya proses penanaman dilakukan pada masing-masing lobang. Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah penanaman terdapat beberapa tanaman yang mati maka dilakukan penyulaman atau penanaman ulang pada tanaman yang mati tersebut.

2.5. Pemupukan
Menurut Grigg (2005), Pemupukan akan meningkatkan percabangan akar dan perkembangan akar lateral dan ini meningkatkan penggunaan dan peningkatan pupuk oleh tanaman, kemampuan ini menunjang kesempurnaan proses fotosintesis pada stadium generatif sehingga pertumbuhan menjadi lebih baik. Rumput gajah bisa digunakan pupuk kandang atau pupuk kimia.

2.6. Perawatan.
        Pembersihan lahan dari gulma dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma 2-3 kali seminggu. Proses penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore jika tidak turun hujan. Perwatan menyangkut perlakuan manusia diantaranya perlakuan pemupukan, pengolahan tanah dan pemotongan. Pengolahan tanah yang baik dan teratur dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah sedangkan pemupukan yang tepat dapat meningkatkan kesuburan kimia tanah (Syarief,1986).

2.7. Pemanenan.
            Pemanenan dilakukan pada umur 70 hari .Pada saat panen yang diamati adalah produksi panjang rumput, produksi bobot segar dan produksi bobot kering. Produksi bobot segar didapatkan dengan menimbang sampel tanaman setelah dipanen. Rumput gajah tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter) pada umur pemotongan 60 hari, dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku (Achmad. W, 2009).

2.8. Silase
Menurut Abubakar (2007) Silase ialah hijauan makanan ternak yang disimpan dalam keadaan segar (kadar air 60 – 70 %), didalam suatu tempat yang disebut silo. Karena hijauan yang baru dipotong kadar airnya sekitar 75 – 85 %, maka untuk bisa memperoleh hasil silase yang baik, hijauan tersebut bisa dilayukan terlebih dahulu, 2 – 4 jam. Sedangkan menurut Salim (2002) Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang diproduksi atau dibuat dari tanaman yang dicacah, pakan hijauan, limbah dari industri pertanian dan lain-lain dengan kandungan air pada tingkat tertentu yang disimpan dalam suatu tempat yang kedap udara.



BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
            Waktu penanaman dilakukan mulai tanggal 10 Oktober sampai 11 Desember 2015. Untuk biji indigofera ditanam pada  tanggal 5 Desember  2015. Tempat di kebun percobaan/penelitian mahasiswa jurusan peternakan (Experimental Farm).
3.2. Materi Praktikum
            Alat yang digunakan yaitu: Cangkul, meteran, gunting, karung bekas, papan nama, timba (gumbor) dan timbangan.  Bahan : Stek rumput gajah rumput, pupuk NPK pupuk kandang, air.

3.3. Pelaksanaan Praktikum
Tahap Persiapan penanaman rumput.
1.      Pengolahan  tanah, tanah digarap atau dicangkul kemudian diratakan dan dibersihkan dari gulma-gulma.
2.      Luas Lahan: 3 × 3.75 meter.
3.       Persiapan Lahan: Melakukan pembersihan lahan dari gulma melakukan pemupukan (pupuk dasar)
4.      Persiapan Bibit : Stek tanaman rumput gajah diperoleh dari salah satu lahan di kebun percobaan Exfarm.
5.      Jarak Tanam: Jarak tanam 75× 75 cm.
3.4. Cara Kerja Pembuatan Silase
            Alat: Silo, plastik, parang, timbangan. Bahan: Rumput gajah, molasses     Rumput gajah yang telah di potong  dikering anginkan, kemudian di cincang ( ±3-5 cm). rumput di timbang dan di berikan bahan tambahan, Bahan yang digunakan dalam pembuatan silase ini adalah molasses 3 % Kemudian dimasukkan dalam plastik dengan tanpa udara (anaerob) setelah itu disimpan selama 10 hari.
3.5. Pembibitan Indigofera sp. Pembibitan dilakukan dengan menyemai bibit yang telah disediakan.
BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinggi Tanaman
            Tinggi tanaman rumput gajah diukur untuk melihat produksi rumput gajah  dari hasil praktikum tinggi rumput gajah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi Tanaman Rumput Gajah Per lobang Tanam.
Lobang tanam
Tinggi tanaman (cm)
1
155
2
127
3
120
4
173
5
175
6
201
7
188
8
175
9
163
10
158
11
154
12
200
Rata-rata
165,75

Tinggi tanaman rumput gajah dari hasil praktikum berkisar antara 120-201 cm, meskipun belum mencapai angka maksimal, namun masih tergolong tinggi. Reksohadiprodjo (2000) menyatakan, rumput gajah secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter) pada umur pemotongan 60 hari, dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing.
4.2. Produksi  Segar  
Dari hasil pemotongan sampel rumput gajah pada praktikum ini di dapat sampel rumput yang paling tinggi diperoleh berat segar 1,4 kg, sedangkan sampel rumput  yang terendah diperoleh berat segar  0,4 kg.

Berikut perhitungan produktivitas rumput gajah yang diambil dari 4 lobang sampel
Ø  Jumlah produktivitas rumput gajah/hektar/tahun
Luas lahan 3 X 3,75 m = 11,25 m
Lama pemeliharaan     = 70 hari
Produksi rumput         =  paling  tinggi  (1,4 kg)  paling rendah (0,4 kg)
                                     1,4 + 0,4 = 1,8 / 2 = 0,9 (rata-rata) × 12 lobang
                                    = 10,8 kg  (10.800 gr) total produksi segar
     Produksi/meter            = 10,8 kg / 11,25 meter kg
                                         = 0,96 kg (960 gr) /m
     Produksi/meter/hari     =   =  15,48 gr/m2 / hari.
           
Produksi /ha/tahun      =  gr × 365 hari × 10000 ( 1 hektar )
            Gram               = 56502000 gr /hektar/tahun
Kilogram         = 56502 kg/ha/tahun
            Ton                  = 56.5 ton/ha/tahun

Berdasarkan perhitungan sampel rumput yang diambil, produksi rumput gajah/ha/tahun pada praktikum ini adalah 56,5 ton, jumlah tersebut  termasuk dalam produktivitas yang rendah atau belum tercapai angka maksimum. Reksohadiprodjo, (2000). Rumput gajah  tergolong rumput yang berproduksi tinggi dengan produksi di daerah lembah atau dengan irigasi dapat mencapai lebih dari 290 ton rumput segar/ha/tahun.




Tinggi rendahnya produksi tanaman di pengaruhi oleh beberapa faktor
a)      Faktor Kesuburan Tanah
Tanah merupakan tempat tumbuh tanaman,sebagai sumber hara dan air yang diperlukan untuk proses kehidupan bagi tanaman (Arbi dan Hitam,1983). Menurut Soepardi (1983) kesuburan tanah adalah kemampuan tanah menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang bagi pertumbuhan suatu tanaman tertentu disamping faktor lain seperti air dan cahaya.
b)      Faktor Iklim
Faktor iklim terkait pada cahaya,curah hujan,suhu, dan kelembaban. Cahaya matahari dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan,fotosintesis kecepatan tranlokasi atau kehilanagan air yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air tanaman. Curah hujan mempengaruhi pertumbuhan,produksi dan kualitas hijauan. Hujan yang terlalu tinggi mempercepat pengikisan unsur hara tanah di lahan terbuka,sehingga produktivitas tanaman menjadi rendah. Tingginya suhu lingkungan menyebabkan perubahan warna atau kebakaran pada daun. Hal ini berakibat pada rusaknya zat warna daun (klorofil) serta terhambatnya aktivitas berbagai jenis hormon tanaman, sedangkan bila suhu terlalu rendah maka akan memperlambat proses dan penyebaran hasil fotosintesis (Mcllroy,1976).
c)         Faktor genetik
Beberapa faktor genetik  yang mempengaruhi produksi dan kandungan gizi adalah kemampuan berkembangbiak secara vegatatif,kemampuan bersaing dengan tanaman lain, kemampuan untuk tumbuh lagi setelah di lakukan pemotongan, sifat yang tahan dingin dan kering serta kemampuan untuk menumbuhkan tunas baru (Susetyo,1980).
d)        Faktor Manajemen
        Faktor manajemen ini menyangkut perlakuan manusia diantaranya perlakuan pemupukan, pengolahan tanah dan pemotongan. Pengolahan tanah yang baik dan teratur dapat meningkatkan kesuburan fisik tanah sedangkan pemupukan yang tepat dapat meningkatkan kesuburan kimia tanah (Syarief,1986).



4.3. Viabilitas (daya tumbuh indigofera sp )
            Daya tumbuh indigofera terlihat maksimal meskipun ada beberapa yang mati kemungkinan faktor dalam viabilitas (daya hidup) benih adalah penyimpanan benih.  Bila penyimpanan dilakukan secara kering dan dingin, secara normal biji tetap punya viabilitas (daya hidup) sejak dari masa panen hingga masa tanam berikutnya (Setyati,1996). Benih yang unggul adalah benih yang berkualitas baik ditinjau dari segi kemurnian, kebersihan, daya tumbuh dan kesehatan.
4.4. Silase
        Pada saat silase dibuka tekstur silase lembut, warnanya coklat muda, namun sedikit berjamur,baunya asam.
Menurut (Kartadisastra, 1997), kualitas silase dapat diketahui secara organoleptik yaitu : mempunyai tekstur segar, berwarna kehijau-hijauan, tidak berbau busuk, disukai ternak, tidak berjamur, tidak menggumpal.Untuk menjamin berlangsungnnya fermentasi asam laktat yang sempurna. Inokulum bakteri asam laktat merupakan aditif yang populer diantara aditif lainnya seperti asam, enzim, dan sumber karbohidrat.
Menurut (Imam, 2006), bahwa additive dan sumber karbohidrat yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah dedak padi, molasses, pulp kulit jeruk, dan bungkil kelapa.













BAB V
 PENUTUP

KESIMPULAN

1.      Kondisi tanah, curah hujan, jenis pupuk dan dosis pupuk yang diberikan serta perawatan pada tanaman sangat berpengaruh pada budidaya rumput gajah (Pennisetum purpureum).
2.      Kondisi lahan yang masih bayak di tumbuhi tanaman tahunan yang besar sehingga akarnya bisa mencapai titik lahan yang di budidaya rumput gajah berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta daya produktivitasnya.
3.      Produksi yang di capai akan maksimum jika syarat tumbuh rumput gajah di perhatikan.
4.      Meskipun rumput gajah tahan terhadap kondisi lahan yang kering namun produktivitasnya kurang dibandingkan dengan lahan yang basah
5.      Silase yang baik adalah silase yang bewarna coklat, berbau asam, tekstur lembut dan di sukai oleh ternak
6.      Keberhasilan pengawetan silase di pengaruhi oleh, kondisi perkembangan bakteri di dalamnya.
SARAN
1.      Sebaiknya penanaman rumput gajah di lakukan pada saat musim hujan untuk menghindari kematian tunas pada stek tanaman
2.      Lokasi penanaman sebaiknya dekat dengan sumber air.








DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, 2007. Agrostologi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.
Achmad. W, 2009. Achmad, W. 2009. Pengaruh Kadar Air Rumput Gajah. Skripsi. Fakultas peternakan. Universitas Brawijaya Malang.
Disadeur schroeder, 2005. Penuntun Hijauan Makanan Ternak, Inspektorat/Dinas Peternakan Jawa Tengah.
Grigg, 2005. Ensiklopedia Mini. Erlangga, Jakarta.
Hernaman, 2007. Pengolahan teknologi pakan. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Imam, 2006.Teknologi Pakan ternak ruminansia. PT Gramedia, Jakarta.
Kartadisastra, H. R. 2000. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius, Yogyakarta.
Lubis, D.A. 1992. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembangunan, Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 2000. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.  Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada,      Yogyakarta.
Soegiri, H. S., Ilyas dan Damayanti. 1992. Mengenal Beberapa Jenis Makanan Ternak Daerah Tropis. Departemen Pertanian,Jakarta.
Soedomo, R 2000. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. PT Gramedia, Jakarta.
Salim, 2002. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.







Lampiran

      
      

                                           
  

   

No comments: