MANAJEMEN TERNAK UNGGAS
Oleh :
MACHFUD
----------------------------------------------------------
MAHASISWA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER
A. PENDAHULUAN
· Tujuan pemeliharaan ayam pedaging (broiler) yang utama adalah untuk produksi daging. Ayam ini sengaja dipelihara untuk dibesarkan, selanjutnya dipotong untuk diambil dagingnya.
· Lama pemeliharaan ayam broiler di Indonesia biasanya 5-6 minggu. Namun, ada juga yang sudah memasarkan pada umur 3-4 minggu, dengan berat hidup 1-1,2 kg untuk dipotong empat. Di luar negeri broiler umumnya dipasarkan pada umur 7 minggu.
· Pemeliharaan ayam broiler dapat dibagi ke dalam 3 periode, yakni starter umur 0-3 minggu, grower 3-5 minggu, dan finisher umur 6-7 minggu. Di Indonesia, karena dipelihara paling lama sampai umur 5 minggu, maka periode finishernya sebenarnya tidak ada. Sehingga kadang-kadang orang menyebutnya dengan periode grower/finisher.
· Dalam pengusahaan ayam broiler, harus diupayakan ayam mencapai berat badan setinggi-tingginya dalam waktu yang relatif singkat, namun menguntungkan. Tidak ada gunanya jika ayam mencapai berat badan yang tinggi dalam waktu singkat namun dengan biaya yang tinggi atau rugi. Lebih baik terlambat sedikit dipasarkan, namun memberikan keuntungan.
· Bentuk kandang yang umum digunakan pada pemeliharaan ayam broiler adalah kandang postal lantai litter dan kandang panggung.
· Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian produksi ayam broiler, antara lain kualitas bibit, pakan, kondisi lingkungan (seperti perkandangan, cuaca, bising, penyakit, dll) dan manajemen pemeliharaannya (seperti pemberian pakan dan air minum, sanitasi, vaksinasi, dll). Kualitas bibit yang baik apabila tidak didukung dengan pakan yang baik, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler. Demikian pula, pakan yang baik apabila tidak didukung dengan kondisi lingkungan dan manajemen yang baik , maka pertumbuhan optimal sulit tercapai.
B. MANAJEMEN HARIAN YANG PERLU DILAKUKAN
a. Penggunaan Litter (Alas Kandang)
· Sebelum anak ayam dimasukkan ke dalam kandang, litter harus sudah dipesan/dibeli dalam jumlah yang cukup dan ditaruh di tempat yang kering dan bersih. Sebelum digunakan litter sebaiknya disemprot dengan obat pembunuh kuman.
· Pilih bahan litter yang bersih, kering, tidak berdebu, tidak membahayakan ternak, mudah menyerap air, murah dan mudah diperoleh. Litter yang lembab dapat menyebabkan timbulnya penyakit CRD, Snot dan Coccidiosis (berak darah). Atal kayu (serutan) kayu baik digunakan sebagai litter
· Litter ditaburi di dalam kandang dengan ketebalan lebih kurang 6 cm, dan selanjutnya ditambahkan sedikit demi sedikit hingga mencapai 10 cm. Untuk kandang panggung, penggunaan litter hanya sampai umur 2 minggu, setelah itu tidak digunakan lagi. Untuk mencegah litter jangan jatuh ke bawah, maka pada lantai kandang panggung perlu dilapisi dulu dibawahnya dengan koran bekas atau lainnya. Untuk kandang postal, litter digunakan sejak awal hingga akhir pemeliharaan.
· Untuk mencegah agar anak ayam tidak makan litter, maka sampai umur 5 hari (0-5 hari), di atas litter dilapisi lagi dengan koran dan koran diganti setiap hari.
· Apabila litter lembab, maka harus dilapisi dengan litter baru yang kering. Apabila telah menggumpal dan berjamur, maka harus dipindahkan dari dalam kandang dan diganti dengan yang baru. Untuk mencegah litter mengumpal, maka litter perlu dibolik-balik dengan cangkul. Litter yang telah digunakan harus dibuang jauh dari kandang, dan dapat diolah menjadi pupuk.
b. Pemberian Pemanas
· Anak ayam yang baru menetas membutuhkan panas, sebab bulu-bulunya masih halus. Penetasan dengan induk, anak ayam akan menggunakan tubuh induknya sebagai pemanas dengan cara menyelip di bawah sayap induknya.
· Penetasan dengan mesin tetas, maka anak ayam yang baru menetas perlu kita beri pemanas.
· Pada peternakan kecil biasanya menggunakan bola lampu sebagai pemanas. Pemberian panas dengan menggunakan bola lampu dapat sekaligus sebagai penerang (cahaya). Jika sewaktu-waktu listrik mati, maka perlu disiapkan pemanas cadangan, misalnya lampu miyak.
· Pemberian panas dengan lampu minyak harus hati-hati karena dapat terbakar. Saat ini, banyak digunakan bola lampu dan gasolex sebagai pemanas ayam. Jika menggunakan gasolex , harus digantung setinggi sekitar 110-125 cm , jangan terlalu dekat dengan litter sebab dapat terbakar.
· Pemanas hanya diberikan sampai umur 2 minggu saja (umur 0-2 minggu). Untuk daerah dingin (cuaua dingin), penggunaan pemanas bisa diteruskan sampai umur 3 minggu. Setelah itu, pemanas tidak diperlukan lagi.
· Kecukupan panas dapat dilihat dari sebaran anak ayam. Jika anak ayam menjauhi pemanas, berarti terlalu panas sehingga panas harus dikurangi. Jika anak ayam bergerombol dekat pemanas, berarti panas kurang sehingga perlu ditambah. Jika anak ayam menyebar merata, berarti panas cukup.
· Menambah dan mengurangi panas dapat dilakukan dengan cara menaikkan atau menurunkan pemanas atau dengan menyetel panas (jika alat pemanas dilengkapi dengan alat penyetel panas).
· Panas yang dibutuhkan anak ayam hari 1 sekitar 35 oC, minggu 2,3, 4, 5 berturut-turut 33, 30, 28 dan 25 oC.
c. Membatasi Ruang Gerak Anak Ayam
· Anak ayam belum memerlukan luasan kandang yang besar. Agar anak ayam tidak berpencar kemana-mana, maka perlu diberi dinding pembatas (chick quard). Anak ayam yang berpencar, tidak dapat mengkonsumsi pakan, minum, dan mendapatkan panas yang sesuai serta banyak energi yang terbuang karena berlari kesana kemari.
· Sebagai bahan pembatas dapat digunakan karton, papan, seng, dll, yang penting jangan berlubang untuk mencegah anak ayam broiler keluar dan dapat diatur lebarnya. Pada musim dingin/hujan, jangan gunakan pembatas dari kawat kasa, kawat ayam dll, sebab anak ayam akan kedinginan. Tinggi pembatas sekitar 50-75 cm.
· Setiap minggu pembatas diperlebar, sampai umur 3 minggu, setelah itu tidak diperlukan lagi.
d. Pemberian Cahaya
· Fungsi cahaya tidak sama dengan pemanas, cahaya berfungsi sebagai penerang, sehingga ayam bisa melihat tempat pakan, tempat minum, dsb. Cahaya terdiri cahaya alami yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan yang berasal dari bola lampu listrik, lampu teplok/lampu minyak, dll.
· Pada siang hari, sudah ada sinar matahari sehingga tidak perlu cahaya buatan, kecuali pada kandang sistem tertutup. Pada malam hari perlu disediakan cahaya buatan, sebaiknya dari lampu listrik yang dipasang pada langit-langit atau dinding kandang. Jika menggunakan lampu minyak harus hati-hati, jangan sampai terbakar.
|
|
|
|
|
· Di Indonesia, cahaya siang hari tersedia konstan setiap tahun selama 12 jam, sehingga pada pemeliharaan ayam broiler tidak begitu diperlukan cahaya lampu siang hari. Pada malam hari perlu ditambah beberapa jam cahaya dari bola lampu untuk memberi kesempatan kepada ayam agar dapat makan dan minum pada malam hari. Cahaya malam hari juga dapat berfungsi mengurangi ayam dari gigitan nyamuk. Untuk anak ayam umur 0-1 minggu dan umur 4 minggu sampai dijual perlu cahaya 23 jam sehari semalam (12 jam siang hari dari cahaya matahari + 11 jam malam hari dari bola lampu), umur 1-3 minggu 16 jam, umur 3-4 minggu 18 jam. Namun, untuk anak ayam umur 0-1 minggu, pemanas tetap dihidupkan 24 jam.
e. Pemberian Pakan
· Pakan harus sudah dipesan atau disiapkan sebelum anak ayam dimasukkan ke dalam kandang. Apabila pakan dibuat sendiri, maka bahan-bahan pakan harus sudah dipesan/dibeli. Beberapa bahan baku pakan harus sudah disiapkan dan diolah menjadi bahan pakan.
· Pakan atau Ransum : bisa digunakan pakan komersial buatan pabrik atau membuat campuran pakan sendiri. Gunakan pakan atau ransum yang sesuai dengan umur atau periodenya. Pakan komersial misalnya R511 untuk priode starter, R512 untuk priode grower/finisher produksi PT Charoen Pokphand Medan. Apabila pakan dibuat sendiri, maka penting diperhatikan menyediakan pakan yang mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan ternak. Kadar zat gizi pakan atau ransum untuk ayam broiler antara lain adalah : Energi Metabolisme (EM) 3.000-3200 kkal/kg, protein 20 – 23 %, serat kasar maksimal 6 %, lemak maksimal 8 %, Ca 1,0 %, P 0.5 %. Ciri pakan yang baik antara lain adalah yang mangandung zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan ternak, palatabilitas (cita rasa), tidak mengandung racun atau zat-zat yang membahayakan ternak, dan harga relatif tidak mahal.
· Untuk anak ayam jangan gunakan pakan bentuk butiran (pellet), sebab akan sulit ditelan oleh anak ayam. Gunakan pakan bentuk tepung (mash) atau remah/pecahan (crumble). Untuk ayam periode grower/finisher dapat digunakan pakan bentuk butiran.
· Pakan jangan berjamur atau tengik. Gunakan pakan yang masih baru, jangan disimpan terlalu lama. Apabila membuat pakan sendiri, maka gunakan bahan-bahan pakan dan bahan baku pakan yang baru dan segar. Sebaiknya campuran pakan dilakukan sesering mungkin. Simpan bahan pakan dan pakan di tempat yang kering, jangan lembab, sebab akan mudah berjamur. Beri alas dengan kayu dibawahnya agar tidak lembab.
· Pemberian pakan dalam pemeliharaan ayam broiler umumnya dilakukan secara ad libitum, artinya pakan tersedia setiap saat di dalam tempat pakan. Tempat pakan jangan diisi penuh, sebab akan tumpah/terbuang dan pakan di dalam tempat pakan berbentuk tabung akan mampet/tidak mau turun. Agar pakan bisa turun, maka tempat pakan digoyang. Pakan diisi paling kurang 2 – 3 kali sehari, sambil diaduk.
· Gunakan tempat pakan yang sesuai dengan umur ayam. Jangan gunakan tempat pakan yang terlalu besar untuk anak ayam, sebab anak ayam sulit menjangkaunya. Untuk anak ayam 3 hari pertama, tempat pakan dapat ditaburi di dalam baki/chick feeder tray/tempat pakan untuk anak ayam. Selanjutnya gunakan sebagian tempat pakan berbentuk tabung sampai umur 1 minggu. Setelah 1 minggu, gunakan tempat pakan berbentuk tabung dan digantung sehingga bibir tempat pakan setinggi bahu ayam. Jangan terlalu rendah sebab akan kotor oleh litter dan kotoran ayam serta tumpah tersenggol ayam. Setiap beberapa hari sekali, tempat pakan ditinggikan sesuai dengan penambahan besar tubuh ayam.
· Tempat pakan jumlahnya harus cukup dan agar semua ayam dapat makan secara bersamaan. Jangan kurang, jangan sampai ayam berebutan yang menyebabkan pakan dapat tumpah dan ada ayam yang tidak kebagian pakan. Jatah pakan ayam broiler tiap-tiap hari dapat dilihat pada bagian lampiran.
f. Pemberian Air Minum
· Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum, artinya air minum harus tersedia setiap saat di dalam kandang, jangan sampai air minum kosong. Air minum harus bersih dan segar. Usahakan air minum diganti setiap hari, kecuali menggunakan sistem pemberian air minum secara otomatis. Tempat air minum dicuci setiap hari, kecuali menggunakan tempat minum otomatis
· Pada DOC yang baru tiba, berikan air minum ditambah gula selama 2-3 jam pertama. Selanjutnya gunakan air minum ditambah vitamin terutama pada periode starter. Pada saat melakukan vaksinasi atau kondisi cuaca kurang baik, sebaiknya di dalam air minum ditambahkan vitamin untuk mencegah ayam menjadi stress.
· Pemberian air minum jangan sampai tumpah, sebab litter akan lembab dan bau. Gunakan tempat minum yang sesuai dengan umur ayam. Jangan gunakan tempat minum yang terlalu besar untuk anak ayam, sebab anak ayam sulit menjangkaunya. Untuk mingu pertama, tempat air minum diletakkan di atas litter. Di atas 1 minggu, tempat air minum digantung sehingga bibir tempat minum setinggi bahu ayam. Jangan terlalu rendah sebab akan kotor oleh litter dan kotoran ayam serta tumpah tersenggol ayam. Tempat air minum jumlahnya harus cukup. Jangan kurang, jangan sampai ayam berebutan yang menyebabkan air minum dapat tumpah dan ada ayam yang tidak kebagian air minum. Banyaknya konsumsi air minum pada ayam lebih kurang dua kali konsumsi pakannya, tergantung suhu lingkungan. Jika suhu lingkungan panas, maka konsumsi air minumnya akan meningkat.
|
|
g. Pengaturan Ventilasi (Aliran udara)
§ Pada kandang dinding terbuka, pengaturan ventilasi adalah dengan menggunakan tirai. Semakin besar ayam semakin banyak membutuhkan udara segar (oksigen) dan semakin banyak mengeluarkan udara busuk (kanbondioksida). Udara busuk harus dikeluarkan dari dalam kandang digantikan dengan udara segar dari luar kandang.
§ Umur 0-1 minggu tirai harus ditutup rapat siang dan malam, umur 1-2 minggu, tirai dibuka 1/3 siang hari malam ditutup semua, umur 2-3 minggu, tirai dibuka 2/3 siang hari malam ditutup semua, umur 3 minggu ke atas tirai dibuka seluruhnya malam ditutup.
§ Pada saat angin berhembus kencang atau cuaca dingin, tirai harus ditutup.
§ Pada kandang ukuran yang agak besar, biasanya menggunakan kipas angin untuk membantu mempercepat aliran udara.
i. Sanitasi dan Vaksinasi
“ dibahas pada bab tersendiri”
C. PERSIAPAN PEMELIHARAAN BROILER
a. Persiapan Kandang Sebelum Anak Ayam (DOC) Tiba
1. Perbaikan kandang
• Periksa bagian-bagian kandang, perbaiki yang rusak, seperti dinding jebol, atap bocor, layar sobek dsb. Dinding jebol dapat menyebabkan hewan pemangsa masuk ke dalam kandang atau ayam keluar dari kandang. Atap bocor dapat menyebabkan air hujan dapat masuk ke dalam kandang sehingga kandang menjadi lembab.
• Perbaikan-perbaikan yang dilakukan selama ayam berada dalam kandang, dapat menyebabkan ayam menjadi stress.
2. Sanitasi kandang dan peralatan
• Kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan obat pembunuh kuman (desinfektan).
• Dinding kandang bagian bawah dikapur dan bila perlu lantai disiram dengan air kapur
• Didepan pintu kandang ditaruh bak yang berisi obat pembunuh kuman
• Peralatan seperti tempat makan dan tempat minum dicuci dengan obat pembunuh kuman (desinfektan) dan dibiarkan paling kurang 1 minggu.
3. Istirahat kandang
• Dinding kandang terbuka ditutup dengan layar, pintu ditutup dan tidak membiarkan orang keluar masuk kandang
• Biarkan kandang kosong (istirahat), paling kurang 1 minggu. Ini dimaksudkan agar obat pembunuh kuman dapat bekerja untuk membunuh kuman-kuman yang ada di di dalam kandang dan peralatan
b. Persiapan Sebelum Anak Ayam (DOC) Dimasukkan ke dalam Kandang
1. Pemesanan bahan
· Pesan litter : bersih, kering, murah dan mudah diperoleh
- Pakan harus sudah dipesan, Jika membuat pakan sendiri, maka bahan-bahan pakan atau bahan baku pakan yang akan digunakan harus sudah dipesan.
· Vitamin/obat-obatan yang diperlukan harus sudah dipesan
2. Penyiapan bahan dan alat
- 1-2 hari sebelum DOC masuk : taburkan litter pada lantai kandang setebal sekitar 6 cm. Semprot litter dengan desinfektan. Untuk kandang panggung : terlebih dahulu beri alas, misalnya dengan koran bekas, kemudian ditabur litter di atasnya. Untuk pemeliharaan 0-5 hari di atas litter diberi lagi alas koran lagi, untuk mencegah agar anak ayam tidak memakan litter.
- Untuk kandang postal, litter digunakan sejak awal hingga akhir pemeliharaan. Untuk kandang panggung, litter cukup ditabur pada pemeliharaan 0-2 minggu.
· Pasang pembatas (chick quard)) dengan ketinggian paling kurang 50 cm. Pasang pemanas dan pastikan pemanas dapat bekerja. 1 hari sebelum DOC masuk pemanas dihidupkan. Temperatur minggu 1 sekitar 35 oC, diukur dengan menggunakan thermometer lebih kurang 5-10 cm di atas litter.
- Taruh tempat pakan dan minum untuk DOC di daerah brooder. Tempat pakan berbentuk baki/bak/chick feeder tray sehingga DOC mudah menjangkaunya. Tetapi jangan diisi dulu makanannya.
- Pakan yang digunakan harus sudah ada. Jika membuat pakan sendiri, maka lakukan penyiapan pakan terlebih dahulu.
D. Pemeliharaan AYAM Broiler
a. Pemeliharaan Masa Starter (0-3 minggu)
1. Penanganan pada saat DOC Tiba
· Seleksi DOC, yang cacat sebaiknya disingkirkan, tidak usah dipelihara
· Timbang sampel DOC untuk mengetahui berat badan awal (yang baik 38 - 40 gr/ekor)
- Berikan air minum + gula (sekitar 5 % atau 5 gram gula + 1 liter air), yang berguna untuk tambahan energi bagi anak ayam. Makanan jangan diberikan dulu selama 2-3 jam pertama, biarkan DOC minum
· Ganti air minum dengan air + vitamin (misalnya vitachick), yang berguna untuk mencegah stress.
· Berikan makanan, tabur di atas bak/baki/chick feeder tray.
· Catat banyaknya makanan yang disediakan/diberikan untuk mengetahui konsumsi makanannya.
· Tirai penutup kandang tetap tertutup rapat.
- Perhatikan sebaran anak ayam. Jika anak ayam bergerombol di sekitar alat pemanas, berarti temperatur kurang, sehingga perlu ditambah panas, misalnya dengan cara menurunkan bola lampu atau menyetel panas. Jika anak ayam menjauh dari pemanas, berarti temperature terlalu panas, sehingga perlu dikurangi panas, misalnya dengan cara menaikkan bola lampu atau menyetel panas.
Yang Sehat Dipilih untuk dipelihara Yang cacat, kerdil, kaki lemah disingkirkan
2. Pemeliharaan Minggu ke 1
- Tempat air minum dicuci dan air minum diganti dengan air segar + vitamin setiap hari. Tempat air minum ditaruh di atas litter.
· Pemanas dihidupkan setiap hari selama 24 jam dengan suhu sekitar 35 oC , tirai ditutup rapat siang dan malam . Alas koran diganti setiap hari
· Beri pakan untuk anak ayam (starter), misalnya pakan R511. Gunakan tempat pakan baki/penampan kecil (chick feeder tray/tempat pakan untuk anak ayam). Jangan gunakan tempat pakan yang besar, sebab anak ayam sulit menjangkaunya. Makanan diisi separuh saja, jangan terlalu penuh.
· Umur 3 hari : Lakukan vaksinasi ND via tetes mata atau melalui air minum, untuk mencegah timbulnya penyakit ND (tetelo)
- Pada akhir minggu 1, timbang berat badan anak ayam, dengan cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam. Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 1, sekitar 160 gram/ekor.
- Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 1 diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke 1 dengan berat badan DOC (PBB minggu ke 1 = BB akhir minggu ke 2 - BB DOC). Rata-rata PBB ayam broiler selama minggu ke 1 sekitar 120 gram/ekor.
- Jika diperlukan, pada akhir minggu ke 1, timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke-1. Konsumsi pakan minggu ke 1 = Pakan diberikan/disediakan awal minggu ke 1 - Pakan sisa akhir minggu ke 1. Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 1 sekitar 150 gram/ekor/minggu (rata-rata 21 gram/ekor/hari).
3. Pemeliharaan Minggu ke-2
- Turunkan suhu dalam kandang menjadi sekitar 32 oC
- Pemanas masih diperlukan pada malam hari saja atau pada saat cuaca dingin.
- Siang hari tirai telah dapat dibuka sebagian (1/3) kecuali jika cuaca dingin atau hujan atau angin berhembus kencang. Pada malam hari, tirai ditutup
- Tempat pakan telah dapat digunakan yang berbentuk tabung atau gantung otomat.
- Tempat pakan digantung setinggi punggung anak ayam. Jangan terlalu rendah sebab akan masuk kotoran ayam ataupun litter.
- Pembatas diperlebar
- Umur 12-14 hari, lakukan vaksinasi Gumboro, melalui tetes mulut atau melalui air minum.
- Sehari sebelum, saat vaksinasi dan sehari setelah vaksinasi, berikan vitamin melalui air minum.
- Pada akhir minggu 2, timbang berat badan anak ayam, dengan cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam. Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 2, sekitar 420 gram/ekor.
- Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 2 diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke 2 dengan Berat Badan ayam pada akhir minggu ke 1 (PBB minggu ke 2 = BB akhir minggu ke 2 - BB akhir minggu ke 1). Rata-rata PBB ayam broiler selama minggu ke 2 sekitar 260 gram/ekor.
- Jika diperlukan, pada akhir minggu ke 2, timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke 2. Konsumsi pakan minggu ke 2 = Pakan diberikan/disediakan awal minggu ke 2 - pakan sisa akhir minggu ke 2. Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 2 sekitar 370 gram/ekor/minggu (rata-rata 53 gram/ekor/hari)
4. Pemeliharaan Minggu ke-3
- Suhu dalam kandang yang baik sekitar 29 oC
- Pemanas tidak diperlukan lagi, cukup gunakan lampu sebagai penerang malam hari saja. Kecuali untuk daerah dingin (cuaca dingin) atau malam hari, pemanas perlu dihidupkan.
- Tirai siang hari dibuka 2/3 (kecuali cuaca dingin/hujan), malam hari ditutup
- Pembatas diperlebar
- Hari ke-21 (akhir minggu ke-3), lakukan kembali vaksin ND dengan cara penyuntikan atau melalui air minum.
- Sehari sebelum, saat vaksinasi dan sehari setelah vaksinasi, berikan vitamin melalui air minum.
- Pada akhir minggu 3, timbang berat badan anak ayam, dengan cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam. Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 3, sekitar 785 gram/ekor.
- Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 3 diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke 3 dengan Berat Badan ayam pada akhir minggu ke 2 (PBB minggu ke 3 = BB akhir minggu ke 3 - BB akhir minggu ke 2). Rata-rata PBB ayam broiler selama minggu ke 3 sekitar 365 gram/ekor.
- Jika diperlukan, pada akhir minggu ke 3 timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke 3. Konsumsi pakan minggu ke 3 = Pakan diberikan/disediakan awal minggu ke 3 - Pakan sisa akhir minggu ke 3. Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 3 sekitar 600 gram/ekor/minggu (rata-rata 85 gram/ekor/hari).
Ringkasan : Pemeliharaan Masa Starter (0- 3 minggu)
Perlakuan | Umur Ayam | ||
0-1 minggu | 1-2 minggu | 2-3 minggu | |
Litter (alas kandang) | Perlu, tebal 6 cm | Perlu, tambah litter 2 cm lagi | Perlu, tambah litter 2 cm lagi |
Alas koran | Perlu, diganti setiap hari | Tidak perlu l | Tidak perlu |
Pemanas | 24 jam hidup | Malam hari, cuaca dingin | Tidak perlu, kecuali daerah dingin (cuaca dingin), malam hari |
Suhu | 35 oC | Kurangi panas, 32 oC | Kurangi panas, 29 oC |
Pembatas (chick quard) | Perlu, hari ke 3 - 4 diperlebar | Perlu, hari ke 7- 8 diperlebar lagi | Diperlebar |
Tirai | Tertutup rapat siang malam | Siang dibuka 1/3 kecuali cuaca dingin atau angin kencang, malam ditutup semua | Siang dibuka 2/3 kecuali cua-ca dingin atau angin kencang, malam ditutup semua |
Cahaya | 23 jam/hari | 16 jam/hari | 16 jam/hari |
Tempat pakan | Baki/chick feeder tray ditaruh di atas litter | Bentuk tabung digantung, sebagian Baki/chick feeder tray ditaruh di atas litter | Bentuk Tabung Digantung, baki/chick feeder tray tidak diperlukan lagi |
Tempat minum | Ditaruh di atas lantai | Digantung | Digantung |
Pemberian pakan | Tersedia terus, diisi paling kurang 3 kali/hari | Tersedia terus | Diisi paling kurang 3 kali/hari |
Jenis dan Bentuk Pakan | Starter, bentuk tepung (mash) atau remah (crumble) | Starter, bentuk tepung (mash) atau remah (crumble) | Starter, bentuk tepung (mash) atau remah (crumble) |
Rata-rata Konsumsi pakan | 150 gram/ekor/minggu (21 gram/ekor/hari) | 370 gram/ekor/minggu (53 gram/ekor/hari) | 600 gram/ekor/minggu (85 gram/ekor/hari) |
Vaksinasi | Vaksin ND umur 3 hari, melalui tetes mata | Vaksin Gumboro umur 12-14 hari | Vaksin ND umur 21 hari melalui penyuntikan atau air minum |
Pemberian air minum | Tersedia terus, diganti setiap hari | Tersedia terus, diganti setiap hari | Tersedia terus, diganti setiap hari |
Perlakuan | Umur Ayam | ||
0-1 minggu | 1-2 minggu | 2-3 minggu | |
Air minum | Hari pertama 2 jam pertama + air gula, selanjutnya + vitamin, | + vitamin | + vitamin |
Rata-rata Berat Badan akhir minggu per ekor | 160 gram/ekor | 420 gram/ekor. | 785 gram/ekor |
Rata-rata PBB per ekor | 120 gram/ekor/minggu | 260 gram/ekor/minggu | 365 gram/ekor/minggu |
Penimbangan berat badan | Berat badan DOC perlu, sampel berat badan akhir minggu (jika perlu) | Sampel berat badan akhir minggu (jika perlu) | Sampel berat badan akhir minggu (jika perlu) |
Penimbangan pakan | Awal minggu timbang pakan yang disediakan, akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu) | Awal minggu timbang pakan yang disediakan, akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu) | Awal minggu timbang pakan yang disediakan, akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu) |
b. Pemeliharaan Masa Grower/Finisher (3-5 minggu)
1. Pemeliharaan Minggu ke-4
· Tirai siang hari dibuka semua (kecuali cuaca dingin), malam hari ditutup. Ayam broiler sudah mengeluarkan CO2 yang banyak dari pernafasannya dan amoniak dari kotorannya. Sebaliknya ayam broiler membutuhkan udara segar (O2) yang banyak pula. Oleh karena itu, sirkulasi udara harus cukup untuk membawa keluar udara busuk (CO2 dan amoniak) ke luar kandang dan membawa udara segar ke dalam kandang.
· Litter harus dijaga tetap kering, litter basah menyebabkan timbulnya amoniak yang dapat membahayakan ternak. Litter basah harus diganti dengan yang baru atau dilapisi di atasnya dengan yang kering.
· Pemanas dan pembatas tidak diperlukan lagi
· Pada cuaca panas siang hari, ayam akan mengurangi makanannya, maka pada malam hari hidupkan lampu beberapa jam (6 jam) sebagai penerang agar ayam dapat makan pada malam hari.
- Pada akhir minggu 4, timbang berat badan anak ayam, dengan cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam. Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 4, sekitar 1260 gram/ekor.
- Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 4 diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke 4 dengan Berat Badan ayam pada akhir minggu ke 3 (PBB minggu ke 4 = BB akhir minggu ke 4 - BB akhir minggu ke 3). Rata-rata PBB ayam broiler selama minggu ke 4 sekitar 475 gram/ekor.
- Jika diperlukan, pada akhir minggu ke-4 timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke 4. Konsumsi Pakan minggu ke-4 = Pakan Diberikan/Disediakan awal minggu ke 4 - Pakan Sisa Akhir minggu ke 4. Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 4 sekitar 800 gram/ekor/minggu (rata-rata 114 gram/ekor/hari).
2. Pemeliharaan Minggu ke-5
- Tirai siang hari dibuka semua (kecuali cuaca dingin/hujan), malam hari ditutup
- Litter dijaga tetap kering, aduk atau tambahkan litter baru
- Lampu sebagai penerang malam hari dihidupkan selama beberapa jam (11 jam) agar ayam dapat makan, terutama bila siang hari cuaca panas.
- Pada akhir minggu 5, timbang berat badan anak ayam, dengan cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam. Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 5, sekitar 1790 gram/ekor.
- Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 5 diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke 5 dengan Berat Badan ayam pada akhir minggu ke 4 (PBB minggu ke 5 = BB akhir minggu ke 5 - BB akhir minggu ke 4). Rata-rata PBB ayam broiler selama minggu ke 5 sekitar 530 gram/ekor.
- Pada akhir minggu ke 5 timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke 5. Ataupun total konsumsi pakan selama 5 minggu, jika pemeliharaan berakhir 5 minggu. Konsumsi Pakan minggu ke 5 = Pakan Diberikan/Disediakan awal minggu ke-5 - Pakan Sisa Akhir minggu ke 5. Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 5 sekitar 1000 gram/ekor/minggu (rata-rata 142 gram/ekor/hari).
·
|
|
Ringkasan : Pemeliharaan Ayam Broiler Masa Grower/Finisher (3 – 5 minggu)
Perlakuan | Umur | |
3 - 4 minggu | 4 – 5 minggu | |
Litter (alas kandang) | Dijaga tetap kering, diaduk | Dijaga tetap kering, diaduk |
Alas koran | Tidak perlu | Tidak perlu |
Pemanas | Tidak perlu | Tidak perlu |
Pembatas (chick quard) | Tidak perlu | Tidak perlu |
Tirai | Siang hari dibuka semua, malam hari ditutup | Siang hari dibuka semua, malam hari ditutup |
Cahaya | 18 jam/hari | 23 jam/hari |
Perlakuan | Umur | |
3 - 4 minggu | 4 – 5 minggu | |
Tempat pakan | Bentuk tabung digantung | Bentuk tabung digantung |
Tempat minum | Digantung | Digantung |
Pemberian pakan | Tersedia terus, diisi paling kurang 3 kali/hari | Tersedia terus, diisi paling kurang 3 kali/hari |
Jenis dan Bentuk Pakan | Grower/finisher, bentuk tepung (mash), remah (crumble), butiran (pellet) | Grower/finisher, bentuk tepung (mash), remah (crumble), butiran (pellet) |
Rata-rata Konsumsi pakan per ekor | 800 gram/ekor/minggu (114 gram/ekor/hari) | 1000 gram/ekor/minggu (142 gram/ekor/hari) |
Vaksinasi | - | 1 minggu sebelum dijual, segala bentuk vaksinasi dan obat-obatan harus dihentikan |
Pemberian air minum | Tersedia terus, diganti setiap hari | Tersedia terus, diganti setiap hari |
Rata-rata Berat Badan akhir minggu per ekor | 1260 gram/ekor | 1790 gram/ekor |
Rata-rata PBB per ekor | 475 gram/ekor/minggu | 530 gram/ekor/minggu |
Penimbangan berat badan | sampel berat badan akhir minggu (jika perlu) | Sampel berat badan akhir (perlu) |
Penimbangan pakan | Awal minggu timbang pakan yang disediakan, akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu) | Awal minggu timbang pakan yang disediakan (jika perlu), akhir minggu timbang sisa pakan (perlu) |
e. Pencatatan Performan
§ Paramater Pencatatan Performan pada Ayam Broiler
Ø Berat Badan (Berat badan DOC, Berat badan tiap-tiap minggu, berat badan akhir)
Ø Pertambahan berat badan (pertambahan berat badan tiap-tiap minggu, pertambahan berat badan selama pemeliharaan, rata-rata pertambahan berat badan per minggu selama pemeliharaan)
Ø Konsumsi ransum (konsumsi ransum tiap-tiap minggu, total konsumsi ransum selama pemeliharaan)
Ø Konversi ransum (konversi ransum tiap-tiap minggu, rata-rata konversi ransum selama pemeliharaan)
Ø Mortalitas (mortalitas tiap-tiap minggu, rata-rata mortalitas selama pemeliharaan)
§ Pencatatan performan dapat dilakukan tiap-tiap minggu atau pada awal dan akhir pemeliharaan saja. Pencatatan performan tiap-tiap minggu berguna selain untuk mengetahui performan ayam selama pemeliharaan juga dapat mengetahui perkembangan ayam tiap-tiap minggu, namun kelemahannya adalah membutuhkan waktu dan ayam dapat stress. Pencatatan performan pada awal dan akhir pemeliharaan hanya untuk mengetahui performan selama pemeliharaan dan tidak memerlukan waktu tiap-tiap minggu serta mencegah ayam stress, namun kelemahannya adalah perkembangan ayam tiap-tiap minggu tidak dapat diketahui. Pada cara kedua ini, yang dibutuhkan hanya catatan berat badan DOC, berat badan akhir pemeliharaan, banyaknya pakan yang disediakan/diberikan selama pemeliharaan, dan banyaknya pakan sisa pada akhir pemeliharaan serta banyaknya ayam yang mati selama pemeliharaan.
· Berat Badan DOC (BB DOC) adalah Berat Badan Anak ayam (DOC) awal sebelum dilakukan pemeliharaan. Berat Badan DOC dapat diperoleh dengan cara melakukan penimbangan DOC. Cara lain adalah melalui pengurangan berat kotak yang berisi DOC dengan berat DOC.
§ Berat Badan (BB) tiap-tiap minggu adalah Berat Badan Ayam pada Akhir Minggu bersangkutan. BB tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara penimbangan ayam pada akhir tiap-tiap minggu.
· Berat Badan Akhir (BBA) adalah berat badan ayam pada akhir pemeliharaan. BBA diperoleh dengan cara penimbangan ayam pada akhir pemeliharaan.
· Pertambahan Berat Badan (PBB) tiap-tiap minggu adalah tambahan berat badan ayam tiap-tiap minggu. PBB tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara mengurangi Berat Badan pada akhir minggu sekarang dengan Berat Badan pada akhir minggu sebelumnya.
PBB minggu ke n = BB akhir minggu ke n - BB akhir minggu ke n-1
· Pertambahan Berat Badan (PBB) selama pemeliharaan adalah tambahan berat badan ayam selama pemeliharaan dari DOC sampai selesai. PBB selama pemeliharaan dapat diperoleh dengan cara mengurangi Berat Badan Akhir Ayam dengan Berat Badan DOC. Rata-rata PBB per minggu dapat dihitung dengan cara membagi PBB dengan lamanya minggu pemeliharaan.
· Konsumsi ransum tiap-tiap minggu adalah banyaknya ransum yang dimakan oleh ayam pada tiap-tiap minggu. Konsumsi ransum tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara mengurangi banyak ransum yang diberikan/disediakan pada awal minggu dengan ransum sisa pada akhir minggu tertentu.
Konsumsi Ransum Minggu ke n = Ransum diberikan/disediakan untuk minggu ke-n – Ransum sisa akhir minggu ke-n.
· Total Konsumsi ransum selama pemeliharaan adalah banyaknya ransum yang dimakan oleh ayam selama pemeliharaan dari awal sampai akhir pemeliharaan. Total konsumsi ransum diperoleh dengan cara menjumlahkan konsumsi ransum tiap-tiap minggu. Jika tidak dilakukan penimbangan ransum tiap-tiap minggu, maka total konsumsi ransum dapat diketahui dengan cara mengurangi banyaknya ransum yang diberikan/disediakan selama pemeliharaan dengan ransum sisa pada akhir pemeliharaan.
Total konsumsi ransum = Konsumsi ransum minggu 1 + minggu 2 + minggu 3 + minggu 4 + minggu 5
Total konsumsi ransum = Ransum disediakan/diberikan awal pemeliharaan – Ransum sisa akhir pemeliharaan
· Konversi ransum adalah kemampuan ayam untuk meningkatkan berat badannya sejumlah unit tertentu dengan mengkonsumsi ransum sejumlah unit tertentu. Konversi ransum tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara membagi jumlah konsumsi ransum pada minggu tertentu dengan pertambahan berat badan ayam pada minggu bersangkutan.
Konversi ransum minggu ke n = Konsumsi Ransum Minggu ke n
PBB minggu ke n
· Rata-rata konversi ransum selama pemeliharaan diperoleh dengan cara merata-ratakan konversi ransum tiap-tiap minggu pemeliharaan. Jika tidak dilakukan penimbangan ransum dan berat badan tiap-tiap minggu, maka konversi ransum selama pemeliharaan dapat dihitung dengan cara membagi total konsumsi ransum selama pemeliharaan dengan pertambahan berat badan selama pemeliharaan.
Rata-rata konversi ransum selama pemeliharaan = total konsumsi ransum selama pemeliharaan
BB akhir - BB DOC
contoh Pencatatan PERFORMAN
1. Berat Badan DOC (BB DOC)
Contoh : Dari hasil penimbangan 1 kotak yang berisi 100 ekor DOC adalah 4,5 kg Berat kotak 0,5 kg. Berapa rata-rata Berat Badan DOC per ekor ?.
Rata-rata BB DOC per ekor = 4,5 kg – 0,5 kg = 0,04 kg/ekor atau 40 gram/ekor
100 ekor
2. Berat Badan (BB) tiap-tiap minggu
Contoh : Dari hasil penimbangan 10 ekor ayam pada akhir minggu ke-1 adalah 1,5 kg. Berapa rata-rata Berat Badan Ayam minggu ke 1 per ekor ?
BB minggu ke 1 per ekor = 1,5 kg = 0,15 kg/ekor atau 150 gram/ekor
10 ekor
3. Berat Badan Akhir (BBA)
Contoh : Pada akhir pemeliharaan, sebanyak 10 ekor ayam diambil secara acak dan ditimbang untuk mengetahui berat badan akhirnya. Dari penimbangan sebanyak 10 ekor ayam tersebut diperoleh berat badan sebesar 17,5 kg. Berapa rata-rata Berat Badan Akhir Ayam per ekor ?.
Rata-rata BBA Ayam per ekor ayam = 17,5 kg = 1,75 kg/ekor atau 1750 gram/ekor.
10 ekor
4. Pertambahan Berat Badan (PBB) tiap-tiap minggu
Contoh : Dari hasil penimbangan diperoleh rata-rata Berat Badan DOC per ekor 40 gram/ekor, Berat Badan Ayam per ekor akhir minggu ke 1 adalah 150 gram/ekor dan akhir minggu minggu ke 2 adalah 400 gram/ekor. Berapa rata-rata Pertambahan Berat Badan (PBB) ayam per ekor selama minggu ke 1 dan minggu ke 2 ?
PBB ayam per ekor selama minggu ke 1 = 150 – 40 = 110 gram/ekor
PBB ayam per ekor selama minggu ke 2 = 400 - 150 = 250 gram/ekor
5. Pertambahan Berat Badan (PBB) selama Pemeliharaan
Contoh : Dari hasil penimbangan diperoleh rata-rata Berat Badan DOC per ekor 40 gram/ekor, rata-rata Berat Badan Akhir ayam 1750 gram/ekor. Berapa rata-rata Pertambahan Berat Badan (PBB) ayam per ekor selama pemeliharaan ?
PBB ayam per ekor selama pemeliharaan = 1750 – 40 = 1710 gram/ekor
atau rata-rata = 1710 gram/ekor = 342 gram/ekor/minggu
5 minggu
6. Konsumsi Pakan Tiap-tiap Minggu
Contoh : Untuk minggu ke 1 disediakan pakan sebanyak 20 kg per 100 ekor ayam. Pada akhir, minggu ke 1, sisa pakan ditimbang dan diperoleh sebanyak 5 kg. Berapa konsumsi pakan ayam tersebut selama minggu ke 1 ?
Konsumsi pakan minggu ke 1 = 20 – 5 kg = 15 kg/100 ekor atau 150 gram/ekor
7. Total Konsumsi Pakan
Contoh : Untuk 100 ekor ayam disediakan pakan sebanyak 300 kg. Pada akhir pemeliharaan, pakan tersisa sebanyak 15 kg. Jumlah ayam yang hidup 98 ekor . Berapa rata-rata konsumsi pakan ayam tersebut per ekor ?.
Total konsumsi pakan = 300 – 15 kg = 285 kg/98 ekor atau 2,90 kg/ekor.
8. Konversi Pakan
Contoh : Rata-rata konsumsi pakan ayam broiler selama pemeliharaan 5 minggu adalah 2,9 kg/ekor (2900 gram/ekor). Berat badan DOC 40 gram/ekor dan Berat Badan Akhir 1,75 kg/ekor (1750 gram/ekor). Berapa konversi pakan ayam tersebut selama pemeliharaan ?
Pertambahan Berat Badan = 1750 - 40 gram/ekor = 1710 gram/ekor
Konversi pakan = 2900 gram/ekor = 1,7
1710 gram/ekor
Form a : Pencatatan Performan Tiap-Tiap Minggu
Form 1a. Pencatatan Berat Badan (BB) dan Pertambahan Berat Badan (PBB) Ayam Tiap-Tiap Minggu
Pengukuran | Akhir Minggu ke | Total PBB (g/ekor/ 5 minggu) | Rata-rata PBB/minggu (g/ekor/ minggu) | |||||
DOC (BB Awal) | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 (BB Akhir) | |||
Rata-rata Berat Badan (g/ekor) | | | | | | | | |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | | | | | | | | |
Contoh :
Pengukuran | Akhir Minggu ke | Total PBB (g/ekor/ 5 minggu) | Rata-rata PBB/minggu (g/ekor/ minggu) | |||||
DOC (BB Awal) | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 (BB Akhir) | |||
Rata-rata Berat Badan (g/ekor) | 40 | 150 | 400 | 750 | 1200 | 1750 | - | - |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | - | 150-40 = 110 | 400- 150= 250 | 750- 400= 350 | 1200- 750= 450 | 1750- 1200= 550 | 110+250+350+450+550= 1710 | 1710 = 342 5 |
Form 2a. Pencatatan Konsumsi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu
Kegiatan | Minggu ke | Total | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Ransum Diberikan (kg) | | | | | | |
Ransum Sisa Akhir Minggu (kg) | | | | | | |
Konsumsi Ransum (kg) (ransum diberikan – ransum sisa) | | | | | | |
Banyak ayam (ekor) | | | | | | |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) (konsumsi ransum/banyak ayam) | | | | | | |
Contoh :
Kegiatan | Minggu ke | Total | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Ransum Diberikan (kg) | 25 | 50 | 75 | 100 | 125 | 25+60+75+115+135 = 375 |
Ransum Sisa Akhir Minggu (kg) | 10 | 15 | 15 | 20 | 25 | = 85 |
Konsumsi Ransum (kg) (ransum diberikan – ransum sisa) | 25-10= 15 | 50-15= 35 | 75-15= 60 | 100-20= 80 | 125-25= 100 | 15+35+60+80+100 = 290 |
Banyak ayam (ekor) | 100 | 99 | 98 | 98 | 98 | 98 |
Konsumsi ransum per ekor (kg) (konsumsi ransum/banyak ayam) | 15= 100 0,150 (150 gr) | 35 = 99 0,353 (353 gr) | 60 = 98 0,612 (612 gr) | 80 = 98 0,816 (816 gr) | 100 = 98 1,020 (1020 gr) | 0,150+0,353+0,612+0,816+ 1,020 = 2,951 (2951 gr) |
Form 3a. Pencatatan Konversi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu
Kegiatan | Minggu ke | Total | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | | | | | | |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) | | | | | | |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | | | | | | |
Contoh :
Pengukuran | Minggu ke | Total | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | 110 | 250 | 350 | 450 | 550 | 110+260+350+450+ 550 = 1710 |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) | 150 | 353 | 612 | 816 | 1020 | 150+353+612+816+ 1020 = 2951 |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | 150 = 1,36 110 | 353=1,41 250 | 612= 1,75 350 | 816= 1,81 450 | 1020= 1,85 550 | 2951 = 1,73 1710 |
Form 4a. Pencatatan Mortalitas Ayam Tiap-Tiap Minggu
Pengamatan | Akhir Minggu ke | Total Mortalitas | |||||
DOC (Awal) | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 (Akhir) | ||
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC) (ekor) | | | | | | | |
Banyaknya ayam yang Mati (ekor) | | | | | | | |
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor) | | | | | | | |
Mortalitas (%) | | | | | | | |
Contoh :
Pengamatan | Akhir Minggu ke | Total Mortalitas | |||||
DOC (Awal) | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 (Akhir) | ||
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC) (ekor) | 100 | 100 | 99 | 98 | 98 | 98 | - |
Banyaknya ayam yang Mati (ekor) | 0 | 1 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0+1+1+0+0+ 0+0 = 2 ekor |
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor) | 100 | 99 | 98 | 98 | 98 | 98 | - |
Mortalitas (%) | 0 x 100% 100 = 0 % | 1 x 100% 100 = 1 % | 1 x 100% 99 = 1 % | 0 x 100% 98 = 0 % | 0 x 100% 98 = 0 % | 1 x 100% 98 = 0 % | 0+1+1+0+0+0 = 2 % |
Form 5a. Rangkuman Pencatatan Performan Ayam Tiap-Tiap Minggu
Pengukuran/Pengamatan | Minggu ke | Total/ Rata-Rata | |||||
DOC | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Rata-rata Berat Badan (gr/ekor) | | | | | | | |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | | | | | | | |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) | | | | | | | |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | | | | | | | |
Mortalitas (%) | | | | | | | |
Contoh :
Pengukuran/Pengamatan | Minggu ke | Total | |||||
DOC | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Rata-rata Berat Badan (g/ekor) | 40 | 150 | 400 | 750 | 1200 | 1750 | - |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | - | 110 | 250 | 350 | 450 | 550 | 1710 |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) | - | 150 | 353 | 612 | 816 | 1020 | 2951 |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | - | 1,36 | 1,41 | 1,75 | 1,81 | 1,85 | 1,73 |
Mortalitas (%) | - | 0 | 1 | 1 | 0 | 0 | 2 |
Form b : Pencatatan Performan di Awal dan Akhir
Form 1 b : Pencatatan Berat Badan (BB) dan Pertambahan Berat Badan (PBB) di Awal dan Akhir
Pengukuran | BB Awal (BB DOC) | BB Akhir (Akhir minggu ke 5) | Rata-rata PBB/minggu (gr/ekor/minggu) |
Rata-rata Berat Badan (gr/ekor) | | | - |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (gr/ekor) | - | | |
Contoh :
Pengukuran | BB Awal (BB DOC) | BB Akhir (Akhir minggu ke 5) | Rata-rata PBB/minggu (gr/ekor/minggu) |
Rata-rata Berat Badan (gr/ekor) | 40 | 1750 | - |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (gr/ekor) | - | 1750 – 40 = 1710 | 1710 = 342 5 |
Form 2 b : Pencatatan Konsumsi Ransum Selama Pemeliharaan Di Awal dan Akhir Pemeliharaan
Pengukuran | Total Pakan Dibeli/Disediakan |
Ransum Dibeli/Disediakan/Diberikan (kg) | |
Ransum Sisa Akhir Pemeliharaan (kg) | |
Konsumsi Ransum (kg) (ransum diberikan – ransum sisa) | |
Banyak ayam (ekor) | |
Konsumsi ransum per ekor (kg) (konsumsi ransum/banyak ayam) | |
Contoh
Pengukuran | Total Pakan Dibeli/Disediakan |
Ransum Dibeli/Disediakan/Diberikan (kg) | 300 |
Ransum Sisa Akhir Pemeliharaan (kg) | 15 |
Konsumsi Ransum (kg) (ransum diberikan – ransum sisa) | 300-15 = 285 |
Banyak ayam (ekor) | 98 |
Konsumsi ransum per ekor (kg) (konsumsi ransum/banyak ayam) | 2,850 = 2,90 (2900 gr) 98 |
Form 3 b : Pencatatan Konversi Ransum Selama Pemeliharaan Di Awal dan Akhir Pemeliharaan
Pengukuran | Total |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) | |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | |
Contoh :
Pengukuran | Total |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | 1710 |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) | 2900 |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | 2900 = 1,70 1710 |
Form 4b : Pencatatan Mortalitas Selama Pemeliharaan Di Awal dan Akhir Pemeliharaan
Pengamatan | Total |
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC) (ekor) | |
Banyaknya ayam yang Mati (ekor) | |
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor) | |
Mortalitas (%) | |
Contoh :
Pengamatan | Total |
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC) (ekor) | 100 |
Banyaknya ayam yang Mati (ekor) | 2 |
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor) | 98 |
Mortalitas (%) | 2 x 100 %= 2 % 100 |
Form 5b : Rangkuman Pencatatan Perdorman Ayam Broiler Selama Pemeliharaan Di Awal dan
Akhir Pemeliharaan
Pengukuran/Pengamatan | Total/Rata-Rata | |
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC) (ekor) | 100 | |
Banyaknya ayam yang Mati (ekor) | 2 | |
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor) | 100- 2 = 98 | |
Mortalitas (%) | 2 x 100 %= 2 % 100 | |
Rata-rata Berat DOC (gr/ekor) | 40 | |
Rata-rata Berat Badan Akahir Ayam (g/ekor) | 1750 | |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | 1750 – 40 = 1710 | |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan per minggu (g/ekor/minggu) | 1710 = 342 5 | |
Ransum Diberikan (kg) | 300 | |
Ransum Sisa (kg) | 15 | |
Rata-rata Konsumsi ransum (kg) | 300-15 = 285 | |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) | 285 = 2,90 (2900 gram/ekor) 98 | |
Rata-rata Konversi Ransum | 2900 = 1,70 1710 |
LATIHAN
1. Peternak A memelihara ayam broiler sebanyak 500 ekor. Dia melakukan pengukuran/pengamatan performan ayam tiap-tiap minggu dengan data seperti tertera pada tabel di bawah ini. Coba Saudara lengkapi pencatatan tersebut ?
Form 1a. Pencatatan Berat Badan (BB) dan Pertambahan Berat Badan (PBB) Ayam Tiap-Tiap Minggu
Pengukuran | Akhir Minggu ke | Total PBB (g/ekor/ 5 minggu) | Rata-rata PBB/minggu (g/ekor/ minggu) | |||||
DOC (BB Awal) | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 (BB Akhir) | |||
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | (7) | (8) | (9) |
Rata-rata Berat Badan (g/ekor) | 45 | 160 | 410 | 760 | 1250 | 1760 | - | - |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | - | 115 | 410-160= 250 | 760-410= 350 | 1250-760= 490 | 1760-1250=510 | ................. | ........................... |
Form 2a. Pencatatan Konsumsi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu
Kegiatan | Minggu ke | Total | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (7) | (8) |
Ransum Diberikan (kg) | 125 | 250 | 375 | 500 | 525 | 1775 |
Ransum Sisa Akhir Minggu (kg) | 50 | 75 | 75 | 100 | 125 | ................................................................... |
Konsumsi Ransum (kg) (ransum diberikan – ransum sisa) | 75 | .......... | ............. | ............. | .......... | ................................................................... |
Banyak ayam (ekor) | 505 | 500 | 495 | 492 | 490 | 490 |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) (konsumsi ransum/banyak ayam) | 0,1485 kg/ekor (148,5 gram/ekor) | ............. | ................ | ............. | .......... | ........................ |
Form 3a. Pencatatan Konversi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu
Kegiatan | Minggu ke | Total | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | 115 | .......... | .......... | .......... | .......... | .......... |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) | 148, 5 | .......... | .......... | .......... | .......... | .......... |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | 1,29 | .......... | .......... | .......... | .......... | .......... |
Form 4a. Pencatatan Mortalitas Ayam Tiap-Tiap Minggu
Pengamatan | Akhir Minggu ke | Total Mortalitas | |||||
DOC (Awal) | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 (Akhir) | ||
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC) (ekor) | 510 | 510 | 500 | 495 | 492 | 490 | - |
Banyaknya ayam yang Mati (ekor) | - | 5 | .......... | .......... | .......... | .......... | ................. |
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor) | - | 505 | .......... | .......... | .......... | .......... | ................. |
Mortalitas (%) | - | 0,98 | .......... | .......... | .......... | .......... | ................. |
Form 5a. Rangkuman Pencatatan Performan Ayam Tiap-Tiap Minggu
Pengukuran/Pengamatan | Minggu ke | Total/ Rata-Rata | |||||
DOC | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
Rata-rata Berat Badan (gr/ekor) | 45 | 160 | ............ | ........... | ............. | ............. | - |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | - | 115 | ............ | ........... | ............. | ............. | .............. |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) | - | 148, 5 | ............ | ........... | ............. | ............. | .............. |
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor) | - | 1,29 | ............ | ........... | ............. | ............. | .............. |
Mortalitas (%) | - | 0,98 | ............ | ........... | ............. | ............. | .............. |
4. Peternak B memelihara ayam broiler sebanyak 500 ekor. Dia melakukan pengukuran/pengamatan performan ayam di awal dan akhir pemeliharaan dengan data seperti tertera pada tabel di bawah ini. Coba Saudara lengkapi pencatatan tersebut ?
Form 5b : Rangkuman Pencatatan Perdorman Ayam Broiler Selama Pemeliharaan Di Awal dan Akhir Pemeliharaan
Pengukuran/Pengamatan | Total/Rata-Rata | |
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC) (ekor) | 510 | |
Banyaknya ayam yang Mati (ekor) | 20 | |
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor) | ……………………….. | |
Mortalitas (%) | . ……………………….. | |
Rata-rata Berat DOC (g/ekor) | 45 | |
Rata-rata Berat Badan Akahir Ayam (g/ekor) | 1760 | |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor) | ……………………….. | |
Rata-rata Pertambahan Berat Badan per minggu (g/ekor/minggu) | ……………………….. | |
Ransum Diberikan (kg) | 1500 | |
Ransum Sisa (kg) | 35 | |
Rata-rata Konsumsi ransum (kg) | ……………………….. | |
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) | ……………………….. | |
Rata-rata Konversi Ransum | ……………………….. |
No comments:
Post a Comment