Saturday, September 15, 2012

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS DALAM DUNIA PERINDUSTRIAN





MANAJEMEN TERNAK UNGGAS 










Oleh :

                                                                        MACHFUD
----------------------------------------------------------


                                                MAHASISWA UNIVERSITAS SYIAH KUALA














MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER



A.     PENDAHULUAN

·         Tujuan pemeliharaan  ayam pedaging (broiler) yang utama adalah untuk produksi daging.   Ayam ini sengaja dipelihara untuk dibesarkan, selanjutnya dipotong untuk diambil dagingnya. 
·         Lama pemeliharaan  ayam broiler di Indonesia biasanya  5-6 minggu.  Namun, ada juga yang sudah memasarkan pada umur 3-4 minggu, dengan berat hidup 1-1,2 kg untuk dipotong empat.   Di luar negeri broiler umumnya dipasarkan pada umur 7 minggu. 
·         Pemeliharaan ayam broiler dapat dibagi ke dalam 3 periode, yakni  starter umur  0-3 minggu,   grower 3-5 minggu, dan finisher umur  6-7 minggu.   Di Indonesia, karena dipelihara paling lama sampai umur 5 minggu, maka periode finishernya sebenarnya tidak ada. Sehingga kadang-kadang orang menyebutnya dengan periode grower/finisher. 
·         Dalam pengusahaan  ayam broiler,  harus diupayakan ayam  mencapai berat badan setinggi-tingginya dalam waktu yang relatif singkat,   namun  menguntungkan.   Tidak ada gunanya jika ayam  mencapai berat badan yang tinggi dalam waktu singkat namun dengan biaya yang tinggi atau rugi.   Lebih baik terlambat sedikit dipasarkan,  namun memberikan keuntungan.   
·         Bentuk  kandang  yang umum  digunakan pada pemeliharaan ayam broiler adalah  kandang postal lantai litter  dan kandang  panggung.
·         Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian  produksi ayam broiler, antara lain kualitas bibit,  pakan, kondisi lingkungan (seperti perkandangan,  cuaca,  bising, penyakit, dll) dan manajemen pemeliharaannya (seperti pemberian pakan dan air minum, sanitasi, vaksinasi, dll).   Kualitas bibit yang baik apabila tidak didukung dengan pakan yang baik, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler.  Demikian pula,  pakan yang baik apabila tidak didukung dengan kondisi lingkungan dan manajemen yang baik , maka pertumbuhan optimal sulit tercapai.   


B.     MANAJEMEN HARIAN  YANG PERLU DILAKUKAN

a.       Penggunaan Litter  (Alas Kandang)
·         Sebelum anak ayam dimasukkan ke dalam kandang, litter harus sudah dipesan/dibeli dalam jumlah yang cukup dan ditaruh di tempat yang kering dan bersih. Sebelum digunakan litter sebaiknya disemprot dengan obat pembunuh kuman.
·         Pilih bahan litter yang bersih, kering,  tidak berdebu,  tidak membahayakan ternak,  mudah menyerap air,   murah dan mudah diperoleh.  Litter yang lembab dapat menyebabkan timbulnya penyakit CRD, Snot dan  Coccidiosis (berak darah).  Atal kayu (serutan) kayu baik digunakan sebagai litter
·         Litter ditaburi di dalam kandang  dengan ketebalan lebih kurang 6 cm, dan selanjutnya ditambahkan sedikit demi sedikit hingga mencapai 10  cm.  Untuk kandang panggung, penggunaan litter hanya sampai umur 2 minggu, setelah itu tidak digunakan lagi.   Untuk mencegah litter jangan jatuh ke bawah, maka pada lantai kandang panggung perlu dilapisi dulu dibawahnya dengan koran bekas atau lainnya.  Untuk kandang postal, litter digunakan sejak awal hingga akhir pemeliharaan.  
·         Untuk mencegah agar anak ayam tidak makan litter, maka sampai umur 5 hari (0-5 hari), di atas litter dilapisi lagi dengan koran dan koran diganti setiap hari.
·         Apabila litter lembab, maka harus dilapisi dengan litter baru yang kering. Apabila telah menggumpal dan berjamur, maka harus dipindahkan dari dalam kandang dan diganti dengan yang baru.  Untuk mencegah litter mengumpal,  maka litter perlu dibolik-balik  dengan cangkul.   Litter yang telah digunakan harus dibuang jauh dari kandang, dan dapat diolah menjadi pupuk.   

b.      Pemberian Pemanas
·         Anak ayam yang baru menetas membutuhkan panas, sebab bulu-bulunya masih halus.  Penetasan dengan induk, anak ayam akan menggunakan tubuh induknya sebagai pemanas dengan cara menyelip di bawah sayap induknya.
·         Penetasan dengan mesin tetas, maka anak ayam yang baru menetas perlu kita beri pemanas. 
·         Pada peternakan kecil biasanya menggunakan bola lampu sebagai pemanas. Pemberian panas dengan menggunakan bola lampu dapat sekaligus sebagai penerang (cahaya).  Jika sewaktu-waktu listrik mati, maka perlu disiapkan pemanas cadangan, misalnya lampu miyak. 
·         Pemberian panas dengan lampu minyak harus hati-hati karena dapat terbakar.   Saat ini, banyak digunakan bola lampu dan gasolex sebagai pemanas ayam.   Jika menggunakan gasolex , harus digantung setinggi sekitar 110-125 cm , jangan terlalu dekat dengan litter sebab dapat terbakar.  
·         Pemanas hanya diberikan sampai umur 2 minggu saja (umur 0-2 minggu).  Untuk daerah dingin (cuaua dingin), penggunaan pemanas  bisa diteruskan sampai umur  3 minggu.  Setelah itu, pemanas tidak diperlukan lagi.
·         Kecukupan panas dapat dilihat dari sebaran anak ayam.   Jika anak ayam menjauhi pemanas, berarti terlalu panas sehingga panas harus dikurangi.  Jika anak ayam bergerombol dekat pemanas, berarti panas kurang sehingga perlu ditambah.  Jika anak ayam menyebar merata, berarti panas cukup.  
·          Menambah  dan mengurangi panas dapat  dilakukan dengan cara menaikkan atau menurunkan pemanas atau dengan menyetel panas (jika alat pemanas  dilengkapi dengan alat penyetel panas). 
·         Panas yang dibutuhkan anak ayam hari 1 sekitar 35 oC,  minggu 2,3, 4, 5  berturut-turut 33, 30, 28 dan 25 oC.

c.       Membatasi Ruang Gerak Anak Ayam
·         Anak ayam belum memerlukan luasan kandang yang besar.  Agar anak ayam tidak berpencar kemana-mana, maka perlu diberi dinding pembatas (chick quard).  Anak ayam yang berpencar, tidak dapat mengkonsumsi pakan,  minum,  dan mendapatkan  panas yang sesuai serta banyak energi yang terbuang karena berlari kesana kemari. 
·         Sebagai bahan pembatas dapat digunakan karton, papan, seng, dll, yang penting jangan berlubang untuk mencegah anak ayam broiler keluar dan dapat diatur lebarnya.  Pada musim dingin/hujan, jangan gunakan pembatas dari kawat kasa, kawat ayam dll, sebab anak ayam akan kedinginan.  Tinggi pembatas sekitar  50-75  cm.
·         Setiap minggu pembatas diperlebar,  sampai umur  3 minggu,   setelah itu tidak diperlukan lagi.


d.   Pemberian Cahaya
·         Fungsi cahaya tidak sama dengan pemanas, cahaya berfungsi sebagai penerang, sehingga ayam bisa melihat tempat pakan, tempat minum, dsb.   Cahaya terdiri cahaya alami yang berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan yang berasal dari bola lampu listrik,  lampu teplok/lampu minyak, dll.
·         Pada siang hari,  sudah ada sinar matahari sehingga tidak perlu cahaya buatan, kecuali pada kandang sistem tertutup.  Pada malam hari perlu disediakan cahaya buatan, sebaiknya dari lampu listrik yang dipasang pada langit-langit atau dinding kandang.  Jika menggunakan lampu minyak harus hati-hati, jangan sampai terbakar.
Litter (alas kandang)
 
Pembatas (chick quard)
 
Pemanas
 
      







Tempat Pakan untuk Anak Ayam
 

Tempat Minum (otomatis)
 
 





·         Di Indonesia, cahaya siang hari  tersedia konstan setiap tahun selama 12 jam, sehingga pada pemeliharaan ayam broiler tidak begitu diperlukan cahaya lampu siang hari.   Pada malam hari perlu ditambah beberapa jam cahaya dari bola lampu untuk memberi kesempatan kepada ayam agar dapat makan dan minum pada malam hari.   Cahaya malam hari juga dapat berfungsi mengurangi ayam dari gigitan nyamuk.  Untuk anak ayam umur 0-1 minggu dan umur 4 minggu sampai dijual perlu cahaya 23 jam sehari semalam (12 jam siang hari dari cahaya matahari + 11 jam malam hari dari bola lampu), umur  1-3 minggu 16 jam, umur 3-4 minggu 18 jam.  Namun, untuk anak ayam umur 0-1 minggu, pemanas tetap dihidupkan 24 jam. 

e.   Pemberian Pakan
·         Pakan harus sudah dipesan atau disiapkan sebelum anak ayam dimasukkan ke dalam kandang.  Apabila pakan dibuat sendiri,  maka bahan-bahan pakan harus sudah dipesan/dibeli.  Beberapa  bahan baku pakan harus sudah disiapkan dan diolah menjadi bahan pakan.   
·         Pakan atau  Ransum :   bisa digunakan pakan komersial  buatan pabrik  atau  membuat  campuran pakan sendiri.   Gunakan  pakan atau  ransum yang sesuai dengan umur atau periodenya.   Pakan komersial misalnya   R511  untuk priode starter, R512 untuk priode grower/finisher  produksi PT Charoen Pokphand Medan.  Apabila pakan dibuat sendiri, maka penting diperhatikan  menyediakan  pakan yang mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan ternak.    Kadar zat gizi  pakan atau ransum untuk ayam broiler antara lain adalah  :  Energi Metabolisme (EM)  3.000-3200 kkal/kg, protein   20 – 23 %,   serat kasar maksimal  6 %,  lemak maksimal  8 %,   Ca  1,0 %,  P  0.5 %.   Ciri pakan yang baik  antara lain  adalah yang  mangandung  zat  gizi sesuai dengan yang dibutuhkan ternak,  palatabilitas (cita rasa), tidak mengandung racun atau zat-zat yang membahayakan ternak,  dan harga relatif  tidak  mahal.  
·         Untuk anak ayam jangan gunakan pakan bentuk butiran (pellet), sebab akan sulit ditelan oleh anak ayam.   Gunakan pakan bentuk tepung (mash) atau  remah/pecahan (crumble). Untuk  ayam periode grower/finisher  dapat digunakan pakan bentuk butiran.   
·         Pakan jangan berjamur atau tengik.  Gunakan pakan yang masih baru, jangan disimpan terlalu lama. Apabila membuat pakan sendiri, maka gunakan bahan-bahan pakan dan bahan baku pakan yang baru dan segar.  Sebaiknya campuran pakan dilakukan sesering mungkin.  Simpan  bahan pakan dan pakan di tempat yang kering, jangan lembab, sebab akan mudah berjamur.   Beri alas dengan kayu dibawahnya agar tidak lembab. 
·         Pemberian pakan dalam pemeliharaan ayam broiler umumnya dilakukan secara ad libitum, artinya pakan tersedia setiap saat di dalam tempat pakan.  Tempat pakan jangan diisi penuh, sebab akan tumpah/terbuang dan pakan di dalam tempat pakan berbentuk tabung akan mampet/tidak mau turun.   Agar pakan bisa turun, maka tempat pakan digoyang.  Pakan diisi paling kurang 2 – 3 kali sehari, sambil diaduk. 
·         Gunakan tempat pakan yang sesuai dengan umur ayam.  Jangan gunakan tempat pakan yang terlalu besar untuk anak ayam, sebab anak ayam sulit menjangkaunya. Untuk anak ayam 3 hari pertama, tempat pakan dapat ditaburi di dalam baki/chick feeder tray/tempat pakan untuk anak ayam.  Selanjutnya gunakan sebagian  tempat pakan berbentuk tabung sampai umur 1 minggu.  Setelah 1 minggu, gunakan tempat pakan berbentuk tabung dan digantung sehingga bibir tempat pakan setinggi bahu ayam.  Jangan terlalu rendah sebab akan kotor oleh litter dan kotoran ayam serta tumpah tersenggol ayam.    Setiap beberapa hari sekali, tempat pakan ditinggikan sesuai dengan penambahan besar tubuh ayam.
·         Tempat pakan jumlahnya harus cukup dan agar semua ayam dapat makan secara bersamaan.  Jangan kurang, jangan sampai ayam berebutan yang menyebabkan pakan dapat tumpah dan ada ayam yang tidak kebagian pakan.    Jatah pakan ayam broiler tiap-tiap hari dapat dilihat pada bagian lampiran.

f.   Pemberian Air Minum
·         Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum, artinya air minum harus tersedia setiap saat di dalam kandang, jangan sampai air minum kosong.    Air minum harus bersih dan segar.  Usahakan air minum diganti setiap hari, kecuali menggunakan sistem pemberian air minum secara otomatis.  Tempat air minum dicuci setiap hari, kecuali menggunakan tempat minum otomatis
·         Pada DOC yang baru tiba, berikan air minum ditambah gula selama 2-3 jam pertama.  Selanjutnya gunakan air minum ditambah vitamin terutama pada periode starter.   Pada saat melakukan vaksinasi atau kondisi cuaca kurang baik, sebaiknya di dalam air minum ditambahkan vitamin untuk mencegah ayam menjadi stress.
·         Pemberian air minum jangan sampai tumpah, sebab litter akan lembab dan bau.  Gunakan tempat minum yang sesuai dengan umur ayam.  Jangan gunakan tempat minum yang terlalu besar untuk anak ayam, sebab anak ayam sulit menjangkaunya.  Untuk mingu pertama, tempat air minum diletakkan di atas litter.   Di atas 1 minggu, tempat air minum digantung sehingga bibir tempat minum setinggi bahu ayam.  Jangan terlalu rendah sebab akan kotor oleh litter dan kotoran ayam serta tumpah tersenggol ayam.  Tempat air minum jumlahnya harus cukup.  Jangan kurang, jangan sampai ayam berebutan yang menyebabkan air minum dapat tumpah dan ada ayam yang tidak kebagian air minum.  Banyaknya konsumsi air minum pada ayam lebih kurang dua kali konsumsi pakannya, tergantung suhu lingkungan.  Jika suhu lingkungan panas, maka konsumsi air minumnya akan meningkat.

Tempat minum
 
Tempat pakan
 

g.   Pengaturan Ventilasi (Aliran udara)
§  Pada kandang dinding terbuka, pengaturan ventilasi adalah dengan menggunakan tirai.  Semakin besar ayam semakin banyak membutuhkan udara segar (oksigen) dan semakin banyak mengeluarkan  udara busuk (kanbondioksida).  Udara busuk harus dikeluarkan dari dalam kandang digantikan dengan udara segar dari luar kandang.   
§  Umur 0-1 minggu tirai harus ditutup rapat siang dan malam, umur 1-2 minggu, tirai dibuka 1/3 siang hari malam ditutup semua, umur 2-3 minggu, tirai dibuka 2/3 siang hari malam ditutup semua, umur  3 minggu ke atas tirai dibuka seluruhnya malam ditutup.
§  Pada saat angin berhembus kencang atau cuaca dingin, tirai harus ditutup. 
§  Pada kandang ukuran yang agak besar, biasanya menggunakan kipas angin  untuk membantu  mempercepat aliran  udara.

i.   Sanitasi dan Vaksinasi 
     “ dibahas pada bab  tersendiri” 


C.   PERSIAPAN PEMELIHARAAN BROILER

a.    Persiapan Kandang Sebelum Anak Ayam (DOC) Tiba
1.    Perbaikan kandang
         Periksa bagian-bagian kandang,  perbaiki yang rusak,  seperti  dinding  jebol,  atap bocor, layar sobek  dsb.   Dinding jebol dapat menyebabkan hewan pemangsa masuk ke dalam kandang atau ayam keluar dari kandang. Atap bocor dapat menyebabkan air hujan dapat masuk ke dalam kandang sehingga kandang menjadi lembab.
         Perbaikan-perbaikan yang dilakukan selama ayam berada dalam kandang, dapat menyebabkan ayam menjadi stress.
2.    Sanitasi kandang dan peralatan   
         Kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan obat  pembunuh kuman  (desinfektan).  
         Dinding kandang bagian bawah dikapur dan  bila perlu  lantai disiram dengan air kapur
         Didepan pintu kandang ditaruh bak yang berisi obat pembunuh kuman
         Peralatan seperti  tempat makan  dan  tempat minum dicuci dengan  obat pembunuh kuman (desinfektan)  dan dibiarkan  paling kurang  1 minggu.
3.    Istirahat kandang
         Dinding kandang terbuka ditutup dengan layar, pintu ditutup dan tidak  membiarkan  orang keluar masuk kandang
         Biarkan kandang kosong (istirahat), paling kurang  1 minggu.   Ini dimaksudkan agar obat pembunuh kuman dapat bekerja untuk membunuh kuman-kuman yang ada di di dalam kandang dan peralatan

b.   Persiapan Sebelum Anak Ayam (DOC) Dimasukkan  ke dalam Kandang
1.    Pemesanan bahan
·         Pesan litter : bersih, kering, murah dan mudah diperoleh
  • Pakan harus sudah dipesan,  Jika membuat pakan sendiri, maka bahan-bahan pakan atau bahan baku pakan  yang akan digunakan harus sudah dipesan.
·         Vitamin/obat-obatan  yang diperlukan harus sudah dipesan
2.    Penyiapan bahan dan alat
  • 1-2 hari sebelum DOC  masuk  :  taburkan litter pada lantai kandang  setebal sekitar 6 cm.    Semprot litter dengan desinfektan.  Untuk kandang panggung : terlebih dahulu beri alas,  misalnya dengan koran bekas, kemudian ditabur litter di atasnya.  Untuk pemeliharaan 0-5 hari di atas litter diberi lagi alas koran lagi, untuk mencegah agar anak ayam tidak memakan litter.
  • Untuk kandang postal, litter digunakan sejak awal hingga akhir pemeliharaan.  Untuk kandang panggung,   litter cukup ditabur pada pemeliharaan 0-2 minggu.
·         Pasang pembatas (chick  quard))  dengan ketinggian paling kurang 50 cm.   Pasang pemanas dan pastikan pemanas dapat bekerja.  1 hari sebelum DOC masuk pemanas dihidupkan.  Temperatur  minggu 1  sekitar    35 oC,  diukur  dengan menggunakan thermometer  lebih kurang  5-10  cm di atas litter. 
  • Taruh tempat pakan dan minum untuk DOC  di daerah brooder.  Tempat pakan berbentuk baki/bak/chick feeder tray  sehingga DOC  mudah menjangkaunya.  Tetapi jangan diisi dulu makanannya.
  • Pakan yang digunakan harus sudah ada.  Jika membuat pakan sendiri, maka lakukan penyiapan pakan terlebih dahulu.


D.   Pemeliharaan AYAM Broiler

a.    Pemeliharaan Masa Starter (0-3 minggu)
1.    Penanganan pada saat DOC  Tiba 
·         Seleksi DOC,  yang cacat  sebaiknya disingkirkan, tidak usah dipelihara 
·         Timbang sampel DOC  untuk mengetahui berat badan awal (yang baik  38 - 40 gr/ekor)
  • Berikan air minum +  gula (sekitar  5  % atau  5 gram gula  +  1 liter air),  yang berguna untuk tambahan energi bagi anak ayam.    Makanan jangan diberikan dulu selama 2-3 jam pertama,  biarkan DOC minum
·         Ganti air minum dengan air +  vitamin  (misalnya vitachick), yang berguna untuk mencegah stress.
·         Berikan makanan, tabur di atas bak/baki/chick feeder tray.
·         Catat banyaknya makanan   yang disediakan/diberikan untuk mengetahui konsumsi makanannya.
·         Tirai penutup kandang tetap tertutup rapat.
  • Perhatikan sebaran anak ayam.  Jika anak ayam bergerombol di sekitar alat pemanas, berarti  temperatur kurang,  sehingga perlu ditambah panas,  misalnya  dengan cara menurunkan bola lampu  atau menyetel panas.   Jika  anak ayam menjauh dari pemanas, berarti temperature terlalu panas, sehingga perlu  dikurangi panas, misalnya  dengan cara menaikkan bola lampu atau menyetel panas.

               Yang Sehat Dipilih untuk dipelihara                   Yang cacat, kerdil, kaki lemah disingkirkan

2.    Pemeliharaan Minggu ke 1
  • Tempat air minum dicuci dan  air minum diganti dengan air  segar + vitamin  setiap hari.  Tempat air minum ditaruh di atas litter.  
·         Pemanas dihidupkan setiap hari  selama 24 jam dengan suhu sekitar 35 oC , tirai ditutup rapat  siang dan malam .    Alas koran diganti setiap hari
·         Beri pakan untuk anak ayam (starter),   misalnya pakan R511.   Gunakan tempat pakan baki/penampan kecil (chick feeder tray/tempat pakan untuk anak ayam).  Jangan gunakan tempat pakan yang besar, sebab anak ayam sulit menjangkaunya.   Makanan diisi separuh saja, jangan terlalu penuh.   
·         Umur  3  hari  :  Lakukan vaksinasi ND via tetes mata atau melalui air minum,  untuk mencegah timbulnya penyakit ND (tetelo)
  • Pada akhir minggu 1,   timbang berat badan anak ayam, dengan  cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam.   Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 1,  sekitar 160 gram/ekor. 
  • Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 1  diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke  1  dengan berat  badan DOC  (PBB minggu ke 1 = BB akhir minggu ke  2  -  BB DOC).   Rata-rata  PBB ayam broiler selama minggu ke 1 sekitar  120 gram/ekor.
  • Jika diperlukan, pada  akhir minggu  ke  1,   timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke-1.   Konsumsi pakan minggu ke  1 =  Pakan diberikan/disediakan  awal minggu ke  1 -  Pakan sisa akhir  minggu ke 1. Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 1 sekitar 150 gram/ekor/minggu  (rata-rata  21  gram/ekor/hari).


  

3.    Pemeliharaan Minggu  ke-2
  • Turunkan suhu  dalam kandang  menjadi sekitar  32 oC
  • Pemanas masih diperlukan pada malam hari saja atau pada saat cuaca dingin.
  • Siang hari  tirai  telah dapat  dibuka sebagian (1/3) kecuali jika cuaca dingin atau hujan atau angin berhembus kencang.   Pada  malam hari, tirai ditutup
  • Tempat pakan telah dapat digunakan yang berbentuk tabung atau gantung otomat.  
  • Tempat pakan  digantung setinggi punggung anak ayam.  Jangan terlalu rendah sebab akan masuk kotoran ayam ataupun litter.
  • Pembatas diperlebar
  • Umur 12-14 hari, lakukan vaksinasi Gumboro, melalui tetes mulut atau melalui air minum.
  • Sehari sebelum, saat vaksinasi dan sehari setelah vaksinasi,  berikan vitamin melalui air minum.
  • Pada akhir minggu 2,   timbang berat badan anak ayam, dengan  cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam.   Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke  2,  sekitar 420 gram/ekor. 
  • Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 2  diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke  2  dengan Berat  Badan ayam pada akhir minggu ke 1  (PBB minggu ke  2 = BB akhir minggu ke  2  -  BB akhir minggu ke 1). Rata-rata  PBB ayam broiler selama minggu ke 2  sekitar   260 gram/ekor.
  • Jika diperlukan, pada  akhir minggu  ke   2,   timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke  2.   Konsumsi pakan minggu ke  2  =  Pakan diberikan/disediakan  awal minggu ke  2  -  pakan sisa akhir  minggu ke  2.  Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 2  sekitar 370 gram/ekor/minggu  (rata-rata  53  gram/ekor/hari)

  4.  Pemeliharaan Minggu  ke-3
  • Suhu dalam kandang  yang baik  sekitar  29 oC
  • Pemanas tidak diperlukan lagi, cukup gunakan lampu sebagai penerang malam hari saja.  Kecuali untuk daerah dingin (cuaca dingin) atau malam hari, pemanas perlu dihidupkan.
  • Tirai  siang hari dibuka 2/3 (kecuali cuaca dingin/hujan),  malam hari ditutup
  • Pembatas diperlebar
  • Hari ke-21 (akhir minggu ke-3), lakukan kembali  vaksin ND  dengan cara penyuntikan atau melalui air minum. 
  • Sehari sebelum, saat vaksinasi dan sehari setelah vaksinasi,  berikan vitamin melalui air minum.
  • Pada akhir minggu 3,   timbang berat badan anak ayam, dengan  cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam.   Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke  3,  sekitar  785 gram/ekor. 
  • Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 3  diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke  3  dengan Berat  Badan ayam pada akhir minggu ke 2  (PBB minggu ke  3 = BB akhir minggu ke  3  -  BB akhir minggu ke 2). Rata-rata  PBB ayam broiler selama minggu ke  3  sekitar  365 gram/ekor.
  • Jika diperlukan, pada  akhir minggu  ke 3  timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke 3.   Konsumsi pakan minggu ke 3  =  Pakan diberikan/disediakan  awal minggu ke  3  -  Pakan sisa akhir  minggu ke 3.  Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler selama minggu ke 3  sekitar 600 gram/ekor/minggu  (rata-rata 85 gram/ekor/hari).


Ringkasan  :  Pemeliharaan Masa Starter (0- 3 minggu)

Perlakuan
Umur Ayam
0-1 minggu
1-2 minggu
2-3 minggu
Litter (alas kandang)
Perlu,  tebal  6 cm
Perlu,  tambah litter 2 cm lagi
Perlu, tambah litter 2 cm lagi
Alas koran
Perlu, diganti setiap hari
Tidak perlu l
Tidak perlu
Pemanas
24 jam hidup
Malam hari, cuaca dingin
Tidak  perlu, kecuali daerah dingin (cuaca dingin), malam hari
Suhu
35 oC
Kurangi panas, 32 oC
Kurangi panas, 29 oC
Pembatas (chick quard)
Perlu,   hari ke 3 - 4 diperlebar 
Perlu,  hari ke  7- 8 diperlebar lagi
Diperlebar

Tirai 
Tertutup rapat siang malam
Siang dibuka 1/3 kecuali cuaca dingin  atau angin kencang,
malam ditutup semua
Siang dibuka 2/3  kecuali  cua-ca dingin  atau angin kencang,  malam ditutup semua
Cahaya
23 jam/hari
16 jam/hari
16 jam/hari
Tempat pakan
Baki/chick feeder tray ditaruh di atas litter
Bentuk tabung digantung, sebagian Baki/chick feeder tray ditaruh di atas litter
Bentuk Tabung Digantung, baki/chick feeder tray tidak diperlukan lagi
Tempat minum
Ditaruh di atas lantai
Digantung
Digantung
Pemberian pakan
Tersedia terus, diisi paling kurang 3 kali/hari
Tersedia terus
Diisi paling kurang 3 kali/hari
Jenis dan Bentuk Pakan
Starter,  bentuk  tepung (mash) atau remah (crumble)
Starter,  bentuk  tepung (mash) atau remah (crumble)
Starter,  bentuk  tepung (mash) atau remah (crumble)
Rata-rata Konsumsi pakan
150 gram/ekor/minggu
(21 gram/ekor/hari)
370 gram/ekor/minggu
(53 gram/ekor/hari)
600 gram/ekor/minggu
(85 gram/ekor/hari)
Vaksinasi
Vaksin ND umur 3 hari, melalui tetes mata
Vaksin Gumboro umur 12-14 hari 
Vaksin ND umur 21 hari melalui penyuntikan atau air minum
Pemberian air minum
Tersedia terus,  diganti setiap hari
Tersedia terus,  diganti setiap hari
Tersedia terus, diganti setiap hari
Perlakuan
Umur Ayam
0-1 minggu
1-2 minggu
2-3 minggu
Air minum
Hari pertama 2 jam pertama + air gula, selanjutnya + vitamin,
+  vitamin
+ vitamin
Rata-rata Berat Badan akhir minggu per ekor
160  gram/ekor
420 gram/ekor.  
785 gram/ekor
Rata-rata PBB per ekor
120  gram/ekor/minggu
260  gram/ekor/minggu
365  gram/ekor/minggu
Penimbangan berat badan
Berat badan DOC perlu, sampel berat badan akhir minggu (jika perlu)
Sampel berat badan akhir minggu (jika perlu)
Sampel berat badan akhir minggu (jika perlu)
Penimbangan pakan
Awal minggu timbang pakan yang disediakan,   akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu)
Awal minggu timbang pakan yang disediakan,   akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu)
Awal minggu timbang pakan yang disediakan,   akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu)






b. Pemeliharaan  Masa Grower/Finisher  (3-5  minggu)

   1.  Pemeliharaan Minggu  ke-4
·         Tirai  siang hari dibuka semua (kecuali cuaca dingin), malam hari ditutup.  Ayam broiler sudah mengeluarkan CO2  yang banyak dari pernafasannya  dan amoniak dari kotorannya. Sebaliknya ayam broiler membutuhkan udara segar (O2) yang banyak pula.    Oleh karena itu,  sirkulasi udara harus cukup untuk membawa keluar udara busuk (CO2 dan amoniak) ke luar kandang dan membawa udara segar ke dalam kandang.
·         Litter harus dijaga tetap kering, litter basah menyebabkan timbulnya amoniak yang  dapat membahayakan ternak.    Litter basah harus diganti  dengan yang baru atau dilapisi di atasnya dengan yang kering.
·         Pemanas dan pembatas tidak diperlukan lagi
·         Pada cuaca panas siang hari, ayam akan mengurangi makanannya, maka pada malam hari hidupkan lampu beberapa jam (6 jam)  sebagai penerang agar ayam dapat makan pada malam hari.
  • Pada akhir minggu 4,   timbang berat badan anak ayam, dengan  cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam.   Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 4,  sekitar 1260 gram/ekor. 
  • Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 4  diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke  4  dengan Berat  Badan ayam pada akhir minggu ke 3  (PBB minggu ke  4 = BB akhir minggu ke  4  -  BB akhir minggu ke 3). Rata-rata  PBB ayam broiler selama minggu ke  4  sekitar  475 gram/ekor.
  • Jika diperlukan, pada  akhir minggu  ke-4  timbang pakan sisa, untuk  menghitung konsumsi pakan selama minggu ke 4.  Konsumsi Pakan minggu ke-4  =  Pakan Diberikan/Disediakan  awal minggu ke 4  -  Pakan Sisa Akhir  minggu ke  4.  Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler  selama minggu ke  4  sekitar 800 gram/ekor/minggu  (rata-rata 114 gram/ekor/hari).

2.     Pemeliharaan Minggu  ke-5
  • Tirai siang hari dibuka semua (kecuali cuaca dingin/hujan), malam hari ditutup
  • Litter dijaga tetap kering,  aduk atau tambahkan litter baru
  • Lampu sebagai penerang malam hari dihidupkan selama beberapa jam (11 jam) agar ayam dapat makan, terutama bila siang hari cuaca panas.
  • Pada akhir minggu 5,   timbang berat badan anak ayam, dengan  cara mengambil sampel secara acak sebanyak lebih kurang 10 % dari jumlah anak ayam.   Rata-rata Berat Badan anak ayam pada akhir minggu ke 5,  sekitar 1790 gram/ekor. 
  • Pertambahan berat badan (PBB) ayam selama minggu ke 5  diperoleh dengan cara mengurangi berat badan (BB) ayam pada akhir minggu ke  5  dengan Berat  Badan ayam pada akhir minggu ke 4  (PBB minggu ke  5 = BB akhir minggu ke  5  -  BB akhir minggu ke 4). Rata-rata  PBB ayam broiler selama minggu ke  5  sekitar  530  gram/ekor.
  • Pada  akhir minggu  ke  5  timbang pakan sisa, untuk menghitung konsumsi pakan selama minggu ke 5.      Ataupun total konsumsi pakan selama 5 minggu, jika pemeliharaan berakhir 5 minggu.  Konsumsi Pakan minggu ke 5  =  Pakan Diberikan/Disediakan awal minggu ke-5  -  Pakan Sisa Akhir  minggu ke 5.  Rata-rata konsumsi ransum ayam broiler  selama minggu ke  5  sekitar 1000 gram/ekor/minggu  (rata-rata 142 gram/ekor/hari).

·        





Minggu ke 4,  siang hari tirai dibuka semua
 

Alas kandang (litter) dijaga tetap kering
 
 



Ringkasan : Pemeliharaan Ayam Broiler Masa Grower/Finisher (3 – 5  minggu)

Perlakuan
Umur
3 - 4 minggu
4 – 5 minggu
Litter (alas kandang)
Dijaga tetap kering, diaduk
Dijaga tetap kering, diaduk
Alas koran
Tidak perlu
Tidak perlu
Pemanas
Tidak perlu
Tidak perlu
Pembatas (chick quard)
Tidak perlu
Tidak perlu
Tirai 
Siang hari dibuka semua, malam hari ditutup
Siang hari dibuka semua, malam hari ditutup
Cahaya
18 jam/hari
23 jam/hari
Perlakuan
Umur
3 - 4 minggu
4 – 5 minggu
Tempat pakan
Bentuk tabung digantung
Bentuk tabung digantung
Tempat minum
Digantung
Digantung
Pemberian pakan
Tersedia terus, diisi paling kurang 3 kali/hari
Tersedia terus, diisi paling kurang 3 kali/hari
Jenis dan Bentuk Pakan
Grower/finisher,  bentuk  tepung (mash),  remah (crumble), butiran (pellet)
Grower/finisher,  bentuk  tepung (mash),  remah (crumble), butiran (pellet)
Rata-rata Konsumsi  pakan per ekor
800  gram/ekor/minggu
(114 gram/ekor/hari)
1000  gram/ekor/minggu
(142 gram/ekor/hari)
Vaksinasi
-
1 minggu sebelum dijual, segala bentuk vaksinasi dan obat-obatan harus dihentikan
Pemberian air minum
Tersedia terus,  diganti setiap hari
Tersedia terus,  diganti setiap hari
Rata-rata Berat Badan akhir minggu per ekor
1260  gram/ekor
1790  gram/ekor
Rata-rata PBB per ekor
 475  gram/ekor/minggu
530  gram/ekor/minggu
Penimbangan berat badan
sampel berat badan akhir minggu (jika perlu)
Sampel berat badan akhir (perlu)
Penimbangan pakan
Awal minggu timbang pakan yang disediakan,   akhir minggu timbang sisa pakan (jika perlu)
Awal minggu timbang pakan yang disediakan (jika perlu),   akhir minggu timbang sisa pakan (perlu)

e.  Pencatatan Performan


§  Paramater Pencatatan Performan pada Ayam Broiler
Ø  Berat Badan  (Berat badan DOC, Berat badan tiap-tiap minggu,  berat badan akhir)  
Ø  Pertambahan berat badan (pertambahan berat badan tiap-tiap minggu, pertambahan berat badan selama pemeliharaan,  rata-rata pertambahan berat badan per minggu selama pemeliharaan) 
Ø  Konsumsi ransum  (konsumsi ransum tiap-tiap minggu, total konsumsi ransum selama pemeliharaan)
Ø  Konversi ransum (konversi ransum tiap-tiap minggu, rata-rata konversi ransum selama pemeliharaan) 
Ø  Mortalitas (mortalitas tiap-tiap  minggu, rata-rata mortalitas selama pemeliharaan)

§  Pencatatan performan dapat dilakukan tiap-tiap minggu atau pada awal dan akhir pemeliharaan saja. Pencatatan performan tiap-tiap minggu berguna selain untuk mengetahui performan ayam selama pemeliharaan juga dapat mengetahui perkembangan ayam tiap-tiap minggu, namun kelemahannya adalah membutuhkan waktu dan ayam dapat stress.  Pencatatan performan pada awal dan akhir pemeliharaan hanya untuk mengetahui performan selama pemeliharaan dan tidak memerlukan waktu tiap-tiap minggu serta mencegah ayam stress, namun kelemahannya adalah perkembangan ayam tiap-tiap minggu tidak dapat diketahui.  Pada cara kedua ini, yang dibutuhkan hanya catatan berat badan DOC, berat badan akhir pemeliharaan,  banyaknya pakan yang disediakan/diberikan selama pemeliharaan, dan banyaknya pakan sisa pada akhir pemeliharaan serta banyaknya ayam yang mati selama pemeliharaan.    
·         Berat Badan DOC (BB DOC) adalah Berat Badan Anak ayam (DOC) awal sebelum dilakukan pemeliharaan.   Berat Badan DOC dapat  diperoleh dengan cara melakukan penimbangan DOC.  Cara lain adalah melalui pengurangan berat kotak yang berisi DOC dengan berat DOC.
§  Berat Badan (BB) tiap-tiap minggu adalah Berat Badan Ayam  pada Akhir Minggu bersangkutan.  BB tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara penimbangan ayam pada akhir tiap-tiap minggu. 
·         Berat Badan Akhir (BBA) adalah berat badan ayam pada akhir  pemeliharaan.  BBA diperoleh dengan cara penimbangan ayam pada akhir pemeliharaan.
·         Pertambahan Berat Badan (PBB) tiap-tiap minggu adalah  tambahan berat badan ayam tiap-tiap minggu.   PBB tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara mengurangi  Berat Badan pada akhir minggu sekarang dengan Berat Badan pada akhir minggu sebelumnya. 
PBB minggu ke n  =   BB  akhir minggu ke n    -  BB   akhir minggu ke n-1 
·         Pertambahan Berat Badan (PBB) selama pemeliharaan adalah tambahan berat badan ayam selama pemeliharaan dari DOC sampai selesai.    PBB selama pemeliharaan dapat diperoleh dengan cara mengurangi Berat Badan Akhir Ayam dengan  Berat Badan DOC.   Rata-rata PBB per minggu dapat dihitung dengan cara membagi PBB dengan lamanya minggu pemeliharaan.
·         Konsumsi ransum tiap-tiap minggu adalah  banyaknya ransum yang dimakan oleh ayam pada tiap-tiap minggu.   Konsumsi ransum tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara mengurangi banyak ransum yang diberikan/disediakan pada awal minggu dengan ransum sisa pada akhir minggu tertentu. 
Konsumsi Ransum Minggu ke n =  Ransum diberikan/disediakan untuk minggu ke-n – Ransum sisa akhir minggu ke-n.      
·         Total Konsumsi ransum selama pemeliharaan adalah banyaknya ransum yang dimakan oleh ayam selama pemeliharaan dari awal sampai akhir pemeliharaan.  Total konsumsi ransum diperoleh dengan cara menjumlahkan konsumsi ransum tiap-tiap minggu.  Jika tidak dilakukan penimbangan ransum tiap-tiap minggu,  maka total konsumsi ransum dapat diketahui dengan cara mengurangi banyaknya ransum yang diberikan/disediakan selama pemeliharaan  dengan ransum sisa pada akhir  pemeliharaan. 
Total konsumsi ransum = Konsumsi ransum minggu 1 +  minggu 2 + minggu 3 + minggu  4 +  minggu 5
Total konsumsi ransum = Ransum disediakan/diberikan awal pemeliharaan – Ransum sisa akhir pemeliharaan 
·         Konversi ransum adalah  kemampuan ayam untuk meningkatkan berat badannya sejumlah unit tertentu dengan mengkonsumsi ransum sejumlah unit tertentu.  Konversi ransum tiap-tiap minggu diperoleh dengan cara membagi jumlah konsumsi ransum pada minggu tertentu dengan pertambahan berat badan ayam pada minggu bersangkutan.  
Konversi ransum minggu ke n = Konsumsi Ransum Minggu ke  n
                                                    PBB minggu ke n
·         Rata-rata konversi ransum selama pemeliharaan  diperoleh dengan cara merata-ratakan konversi ransum tiap-tiap minggu pemeliharaan.   Jika tidak dilakukan penimbangan ransum dan berat badan tiap-tiap minggu, maka konversi ransum selama pemeliharaan  dapat dihitung dengan cara membagi total konsumsi ransum selama pemeliharaan  dengan pertambahan berat badan selama pemeliharaan.
Rata-rata konversi ransum selama pemeliharaan  =  total konsumsi ransum selama pemeliharaan
                                                                                                  BB akhir  - BB DOC

       contoh  Pencatatan PERFORMAN

      1.   Berat Badan DOC (BB DOC)
Contoh :   Dari hasil penimbangan 1 kotak yang berisi 100 ekor DOC adalah 4,5 kg   Berat kotak 0,5 kg.   Berapa rata-rata Berat Badan DOC per ekor ?.
           Rata-rata BB DOC per ekor  =  4,5 kg – 0,5 kg  =  0,04 kg/ekor atau 40 gram/ekor
                                                                            100 ekor
 
       2.  Berat Badan (BB) tiap-tiap minggu
Contoh  :   Dari hasil penimbangan 10 ekor  ayam pada akhir minggu ke-1 adalah  1,5 kg.   Berapa rata-rata Berat Badan Ayam minggu ke 1 per ekor  ?
BB minggu ke 1  per ekor  =   1,5 kg    =  0,15 kg/ekor  atau 150 gram/ekor  
                                                             10 ekor

       3.    Berat Badan Akhir (BBA)
Contoh :   Pada akhir pemeliharaan, sebanyak 10 ekor ayam diambil secara acak dan  ditimbang untuk mengetahui berat badan akhirnya.    Dari penimbangan sebanyak 10 ekor ayam tersebut diperoleh berat  badan sebesar  17,5 kg.    Berapa rata-rata Berat Badan Akhir  Ayam per ekor ?.
Rata-rata BBA  Ayam per ekor ayam   =   17,5 kg     =  1,75 kg/ekor   atau 1750 gram/ekor.
                                                                                10 ekor

       4.    Pertambahan Berat Badan (PBB) tiap-tiap minggu
Contoh  :  Dari hasil penimbangan diperoleh  rata-rata Berat Badan DOC per ekor 40 gram/ekor,  Berat Badan Ayam per ekor akhir minggu ke 1 adalah  150 gram/ekor dan  akhir minggu minggu ke 2 adalah 400 gram/ekor.  Berapa rata-rata  Pertambahan Berat Badan (PBB) ayam per ekor selama minggu ke 1 dan minggu ke 2 ?
PBB ayam per ekor selama minggu ke 1 =   150 –  40  =  110 gram/ekor
PBB ayam per ekor selama minggu ke 2 =   400 -  150  = 250 gram/ekor


       5.    Pertambahan Berat Badan (PBB) selama Pemeliharaan
Contoh  :  Dari hasil penimbangan diperoleh  rata-rata Berat Badan DOC per ekor 40 gram/ekor, rata-rata Berat Badan Akhir ayam  1750 gram/ekor.  Berapa rata-rata  Pertambahan Berat Badan (PBB) ayam per ekor selama pemeliharaan ?
PBB ayam per ekor selama pemeliharaan =   1750 –  40  =  1710 gram/ekor
                           atau rata-rata =    1710 gram/ekor      =  342  gram/ekor/minggu  
                                                          5 minggu
      6.    Konsumsi  Pakan Tiap-tiap Minggu
Contoh :  Untuk minggu ke 1 disediakan pakan sebanyak 20 kg per 100 ekor ayam.   Pada akhir, minggu ke 1, sisa pakan ditimbang dan diperoleh sebanyak  5 kg.  Berapa konsumsi pakan ayam tersebut selama minggu ke 1  ?  
Konsumsi pakan minggu ke  1  =   20 – 5 kg = 15 kg/100 ekor  atau  150 gram/ekor
     
      7.   Total Konsumsi Pakan
Contoh :   Untuk 100 ekor ayam disediakan pakan sebanyak  300 kg.   Pada akhir pemeliharaan, pakan tersisa sebanyak  15 kg.  Jumlah ayam yang hidup 98 ekor .  Berapa rata-rata  konsumsi pakan ayam tersebut  per ekor  ?.
Total konsumsi pakan  =  300 – 15 kg =  285 kg/98 ekor  atau   2,90  kg/ekor.  

       8.    Konversi Pakan      
Contoh   :  Rata-rata konsumsi pakan ayam broiler selama pemeliharaan 5 minggu adalah 2,9 kg/ekor (2900 gram/ekor).   Berat badan DOC   40 gram/ekor dan Berat Badan Akhir  1,75  kg/ekor (1750 gram/ekor).   Berapa konversi pakan ayam tersebut selama pemeliharaan ?
             Pertambahan Berat Badan =    1750   -    40  gram/ekor   =  1710 gram/ekor      
            Konversi pakan  =      2900 gram/ekor    =  1,7
     1710 gram/ekor

Form a :  Pencatatan Performan Tiap-Tiap Minggu
       Form 1a.    Pencatatan Berat Badan (BB) dan Pertambahan Berat  Badan (PBB) Ayam Tiap-Tiap Minggu
               
Pengukuran
Akhir Minggu ke
Total PBB
(g/ekor/
5 minggu)
Rata-rata PBB/minggu
(g/ekor/
minggu)
DOC
(BB Awal)
1
2
3
4
5
(BB Akhir)
Rata-rata Berat Badan (g/ekor)








Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)








     
     Contoh :

Pengukuran
Akhir Minggu ke
Total PBB
(g/ekor/
5 minggu)
Rata-rata PBB/minggu
(g/ekor/
minggu)
DOC
(BB Awal)
1
2
3
4
5
(BB Akhir)
Rata-rata Berat Badan (g/ekor)
40
150
400
750
1200
1750
-
-
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
-
150-40 =
110
400-
150=
250
750-
400=
350
1200-
750=
450
1750-
1200=
550
110+250+350+450+550= 1710
1710  =  342
 5

 Form 2a.   Pencatatan Konsumsi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu
        Kegiatan
Minggu ke
Total
1
2
3
4
     5
Ransum Diberikan (kg)






Ransum Sisa Akhir Minggu (kg)






Konsumsi Ransum (kg)  (ransum diberikan – ransum sisa)






Banyak ayam (ekor)






Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg)  (konsumsi  ransum/banyak ayam)







Contoh  :

Kegiatan
Minggu ke
Total
1
2
3
4
    5
Ransum Diberikan (kg)
25
50
75
100
125
25+60+75+115+135 = 375
Ransum Sisa Akhir Minggu (kg)
10
15
15
20
25
                           =     85
Konsumsi Ransum (kg)  (ransum diberikan – ransum sisa)
25-10=
15
50-15=
35
75-15= 60
100-20=
80
125-25=
100
15+35+60+80+100 =                 290
Banyak ayam (ekor)
100
99
98
98
98
98
Konsumsi ransum per ekor (kg)  (konsumsi  ransum/banyak ayam)
15=
100
0,150
 (150 gr)
35 =
99
0,353
(353 gr)
60 =
98
0,612
(612 gr)
80 =
98
0,816
(816 gr)
100 =
98
1,020
(1020 gr)
0,150+0,353+0,612+0,816+ 1,020 =  2,951 
(2951 gr)


Form 3a.   Pencatatan Konversi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu
        Kegiatan
Minggu ke
Total
1
2
3
4
    5
Rata-rata Pertambahan Berat Badan  (g/ekor)






Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) 






Rata-rata Konversi Ransum per ekor  (g/ekor)







Contoh :
Pengukuran
Minggu ke
Total
1
2
3
4
    5
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
110
250
350
450
550
110+260+350+450+
550 =  1710
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) 
150
353
612
816
1020
150+353+612+816+
1020 =  2951
Rata-rata Konversi Ransum per ekor (g/ekor)
150 =  1,36
110
353=1,41  
250
612= 1,75
350
816= 1,81 
450
1020= 1,85 
550
2951    =  1,73
          1710









Form 4a.   Pencatatan Mortalitas  Ayam Tiap-Tiap Minggu
               
Pengamatan
Akhir Minggu ke
Total  Mortalitas

DOC
(Awal)
1
2
3
4
5
(Akhir)
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC)  (ekor)







Banyaknya ayam yang Mati (ekor)







Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor)







Mortalitas (%)









Contoh :
               
Pengamatan
Akhir Minggu ke
Total  Mortalitas

DOC
(Awal)
1
2
3
4
5
(Akhir)
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC)  (ekor)
100
100
99
98
98
98
-
Banyaknya ayam yang Mati (ekor)
0
1
1
0
0
0
0+1+1+0+0+
0+0  = 2 ekor
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor)
100
99
98
98
98
98
-
Mortalitas (%)
0  x 100% 
100
= 0 %
1 x 100% 
100
= 1 %
1 x 100% 
99
= 1 %
0 x 100% 
98
= 0 %
0 x 100% 
98
= 0 %
1 x 100% 
98
= 0 %
0+1+1+0+0+0
= 2  %







Form  5a.   Rangkuman Pencatatan Performan  Ayam Tiap-Tiap Minggu
               
Pengukuran/Pengamatan
Minggu ke
Total/
Rata-Rata
DOC

1
2
3
4
5

Rata-rata Berat Badan (gr/ekor)







Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)







Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) 







Rata-rata Konversi Ransum per ekor  (g/ekor)







Mortalitas (%)







  


Contoh :
               
Pengukuran/Pengamatan
Minggu ke
Total
DOC
1
2
3
4
5
Rata-rata Berat Badan (g/ekor)
40
150
400
750
1200
1750
-
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
-
110
250
350
450
550
1710
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) 
-
150
353
612
816
1020
2951
Rata-rata Konversi Ransum per ekor  (g/ekor)
-
1,36
1,41
1,75
1,81
1,85
1,73
Mortalitas (%)
-
0
1
1
0
0
2

     
Form b :  Pencatatan Performan  di Awal dan Akhir

        Form 1 b :  Pencatatan Berat Badan (BB) dan Pertambahan Berat  Badan (PBB) di Awal dan Akhir
      Pengukuran
BB Awal
(BB DOC)
BB Akhir
(Akhir minggu ke 5)
Rata-rata PBB/minggu
(gr/ekor/minggu)
Rata-rata Berat Badan (gr/ekor)


-
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (gr/ekor)
-



      Contoh : 
Pengukuran
BB Awal
(BB DOC)
BB Akhir
(Akhir minggu ke 5)
Rata-rata PBB/minggu
(gr/ekor/minggu)
Rata-rata Berat Badan (gr/ekor)
40
1750
-
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (gr/ekor)
-
1750 – 40 =  1710
1710  =  342
                           5




       Form 2 b :  Pencatatan Konsumsi Ransum Selama Pemeliharaan Di Awal dan Akhir Pemeliharaan  
Pengukuran
Total Pakan Dibeli/Disediakan
Ransum Dibeli/Disediakan/Diberikan (kg)

Ransum Sisa Akhir Pemeliharaan (kg)

Konsumsi Ransum (kg)  (ransum diberikan – ransum sisa)

Banyak ayam (ekor)

Konsumsi ransum per ekor (kg)  (konsumsi  ransum/banyak ayam)

      

       Contoh
Pengukuran
Total Pakan Dibeli/Disediakan
Ransum Dibeli/Disediakan/Diberikan (kg)
300
Ransum Sisa Akhir Pemeliharaan (kg)
15
Konsumsi Ransum (kg)  (ransum diberikan – ransum sisa)
300-15 = 285
Banyak ayam (ekor)
98
Konsumsi ransum per ekor (kg)  (konsumsi  ransum/banyak ayam)
                2,850  =     2,90  (2900 gr)
                    98
    
  Form 3 b :  Pencatatan Konversi Ransum Selama Pemeliharaan Di Awal dan Akhir Pemeliharaan 
Pengukuran
Total
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)

Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) 

Rata-rata Konversi Ransum per ekor  (g/ekor)


        Contoh :
Pengukuran
Total
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
1710
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) 
2900
Rata-rata Konversi Ransum per ekor  (g/ekor)
2900    =  1,70
                                                1710
     
       Form  4b  :  Pencatatan Mortalitas Selama Pemeliharaan Di Awal dan Akhir Pemeliharaan 
Pengamatan    
Total
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC)  (ekor)

Banyaknya ayam yang Mati (ekor)

Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor)

Mortalitas (%)


       Contoh :
Pengamatan    
Total
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC)  (ekor)
100
Banyaknya ayam yang Mati (ekor)
2
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor)
98
Mortalitas (%)
2  x  100 %= 2 %
                                         100




       Form  5b  :  Rangkuman Pencatatan Perdorman Ayam Broiler  Selama Pemeliharaan Di Awal dan  
                           Akhir Pemeliharaan 

                      
Pengukuran/Pengamatan
Total/Rata-Rata


Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC)  (ekor)
100

Banyaknya ayam yang Mati (ekor)
2

Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor)
100- 2 =  98

Mortalitas (%)
2  x  100 %= 2 %
                                          100

Rata-rata Berat DOC (gr/ekor)
40

Rata-rata Berat Badan Akahir Ayam (g/ekor)
1750

Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
1750 – 40 =  1710

Rata-rata Pertambahan Berat Badan per minggu  (g/ekor/minggu)
1710                                       =  342
                                             5

Ransum Diberikan (kg)
300

Ransum Sisa (kg)
15

Rata-rata Konsumsi ransum (kg) 
300-15 = 285

Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) 
285     =  2,90 (2900 gram/ekor)
 98


Rata-rata Konversi Ransum    
2900    =  1,70
                                               1710



























LATIHAN

1.   Peternak  A  memelihara ayam broiler sebanyak 500 ekor.  Dia melakukan pengukuran/pengamatan performan ayam  tiap-tiap minggu dengan data seperti tertera pada tabel di bawah ini.   Coba  Saudara lengkapi  pencatatan tersebut ?     


              Form 1a.    Pencatatan Berat Badan (BB) dan Pertambahan Berat  Badan (PBB) Ayam Tiap-Tiap Minggu

               
Pengukuran
Akhir Minggu ke
Total PBB
(g/ekor/
5 minggu)
Rata-rata PBB/minggu
(g/ekor/
minggu)
DOC
(BB Awal)
1
2
3
4
5
(BB Akhir)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Rata-rata Berat Badan (g/ekor)
45
160
410
760
1250
1760
-
-
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
-
115
410-160=
250
760-410=
350
1250-760=
490
1760-1250=510
.................
...........................


       Form 2a.   Pencatatan Konsumsi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu

        Kegiatan
Minggu ke
Total
1
2
3
4
     5
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(7)
(8)
Ransum Diberikan (kg)
125
250
375
500
525
1775
Ransum Sisa Akhir Minggu (kg)
50
75
75
100
125
...................................................................
Konsumsi Ransum (kg)  (ransum diberikan – ransum sisa)
75
..........
.............
.............
..........
...................................................................
Banyak ayam (ekor)
505
500
495
492
490
490
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg)  (konsumsi  ransum/banyak ayam)
0,1485
kg/ekor
(148,5 gram/ekor)
.............
................
.............
..........
........................



      Form 3a.   Pencatatan Konversi Ransum Ayam Tiap-Tiap Minggu

        Kegiatan
Minggu ke
Total
1
2
3
4
     5
Rata-rata Pertambahan Berat Badan  (g/ekor)
115
..........
..........
..........
..........
..........
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (g/ekor) 
148, 5
..........
..........
..........
..........
..........
Rata-rata Konversi Ransum per ekor  (g/ekor)
1,29
..........
..........
..........
..........
..........
   
      Form 4a.   Pencatatan Mortalitas  Ayam Tiap-Tiap Minggu

               
Pengamatan
Akhir Minggu ke
Total  Mortalitas

DOC
(Awal)
1
2
3
4
5
(Akhir)
Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC)  (ekor)
510
510
500
495
492
490
-
Banyaknya ayam yang Mati (ekor)
-
5
..........
..........
..........
..........
.................
Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor)
-
505
..........
..........
..........
..........
.................
Mortalitas (%)
-
0,98
..........
..........
..........
..........
.................

      Form  5a.   Rangkuman Pencatatan Performan  Ayam Tiap-Tiap Minggu
               
Pengukuran/Pengamatan
Minggu ke
Total/
Rata-Rata
DOC

1
2
3
4
5

Rata-rata Berat Badan (gr/ekor)
45
160
............
...........
.............
.............
-
Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
-

115
............
...........
.............
.............
..............
Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) 
-
148, 5
............
...........
.............
.............
..............
Rata-rata Konversi Ransum per ekor  (g/ekor)
-
1,29
............
...........
.............
.............
..............
Mortalitas (%)
-
0,98
............
...........
.............
.............
..............
  

4.  Peternak  B   memelihara ayam broiler sebanyak 500 ekor.   Dia melakukan pengukuran/pengamatan performan ayam  di awal dan akhir  pemeliharaan   dengan data seperti tertera pada tabel di bawah ini.   Coba  Saudara lengkapi  pencatatan tersebut ?     

      Form  5b  :  Rangkuman Pencatatan Perdorman Ayam Broiler  Selama Pemeliharaan Di Awal  dan Akhir   Pemeliharaan 
                      
Pengukuran/Pengamatan
Total/Rata-Rata


Banyaknya ayam awal pemeliharaan (banyaknya DOC)  (ekor)
510

Banyaknya ayam yang Mati (ekor)
20

Banyaknya sisa Ayam di Akhir Pemeliharaan (ekor)
………………………..

Mortalitas (%)
. ………………………..

Rata-rata Berat DOC (g/ekor)
45

Rata-rata Berat Badan Akahir Ayam (g/ekor)
1760

Rata-rata Pertambahan Berat Badan (g/ekor)
………………………..

Rata-rata Pertambahan Berat Badan per minggu  (g/ekor/minggu)
………………………..

Ransum Diberikan (kg)
1500

Ransum Sisa (kg)
35

Rata-rata Konsumsi ransum (kg) 
………………………..

Rata-rata Konsumsi ransum per ekor (kg) 
………………………..

Rata-rata Konversi Ransum   
………………………..

  




































No comments: